fbpx
Example 728x250
Breaking NewsKamparNasionalPekanbaruRiauSeputar Indonesia

Catut Nama, Ismail Sarlata Sebut Umar Gagal Paham dan Perlu Belajar Lagi

624
×

Catut Nama, Ismail Sarlata Sebut Umar Gagal Paham dan Perlu Belajar Lagi

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU, (PR)

Ismail Sarlata, Ketua PJI-Demokrasi sesalkan sikap Umar oknum Wartawan Kampar di salah satu media siber yang ada di Pekanbaru dalam menjalankan profesinya sebagai seorang jurnalis yang dinilai gagal paham dan perlu belajar lagi.

Kekesalan beliau (Ismail Sarlata) kepada Umar salah seorang oknum wartawan, disampaikan saat dihubungi Pajar Saragih yang mempertanyakan namanya dicatut dis salah satu media siber yang ada di Pekanbaru via telp seluler, Rabu (21/10/2020)

“Apa permasalahan dan apa maksud beliau (Umar) mencatut nama saya di medianya, tanpa seizin saya. Dan pemberitaan yang dibuat oleh dirinya berjudul ‘ Kadis PUPR Pekanbaru Menghindar Dikonfirmasi Wartawan tentang Kunker Komisi II DPRD Pasaman’ terkesan berita onani, yakni berita penggiringan opini diri sendiri sebagai pewarta,” ungkap Ismail Sarlata.

Akan hal pencatut nama saya (Ismail Sarlata) pada pemberitaannya, Umar yang ditelp via telp seluler pribadinya menjawab apa yang dipublikasikan adalah pernyataan dari Kadis PUPR kepada dirinya. “Apa bapak sudah membaca terlebih dahulu rilis berita bapak sebelum dikirimkan ke Redaksi? lihat isi berita bapak terlebih dahulu dan apa dasar bapak mencatut nama saya tanpa seizin saya? dan apa hubungannya terkait Bapak belum dapat diterima narasumber dengan saya bersama rekan-rekan media yang diterima oleh narasumber?” papar Ismail Sarlata kepada awak media, mengulangi pembicaraannya dengan Umar oknum wartawan yang diduga gagal paham.

Kepada saudara saya Umar, sebelum membuat sebuah karya tulis menjadi sebuah berita, hendaknya menguasai pokok materi berita, sebelum menjumpai narasumber sebagai sumber berita. Dan jangan menjadi wartawan onani, yang mengeluarkan opini diri sendiri sebagai wartawan.

Sebagai pewarta biarkan pembaca yang menilai akan karya tulis kita, bukan diri kita yang menilainya dengan penggiringan sebuah opini dan atau pendapat pribadi yang disampaikan dalam pemberitaan yang saudara buat. Lihat dahulu pemberitaan yang telah bapak sajikan, apakah memiliki dampak merugikan orang lain atau pembaca, yang pemberitaan saudara dianggap sebagai penggiringan opini, yambah Ismail Sarlata yang juga merupakan Pemimpin Redaksi www.riauinvestigasi.com.

Di penghujung, Ismail Sarlata meminta kepada Pemimpin Redaksi Umar untuk segera mencabut pencatutan nama saya, tanpa seizin saya yang jelas merugikan diri saya dengan kata-kata perlakuan spesial yang merupakan sebuah opini yang disampaikan oleh pewartanya sendiri. Sementara berita yang dibuat oleh Umar merupakan wartawan wilayah Kabupaten Kampar bukan Wartawan Pekanbaru.

Ia meminta untuk segera memberi sanksi kepada wartawan yang diduga dalam menghasilkan karya tulis terkesan penggiringan opini yang dilakukan oleh dirinya sendiri sebagai pewarta.

“Kenapa demikian saya sampaikan, saya hanya ingin jangan dikarenakan karya tulis yang dihasilkan oleh pewartanya dapat merusak dedikasi dan atau nama baik media itu sendiri. Dimana media dinilai dan atau terkesan menyajikan pemberitaan yang tidak profesional dari pewartanya tidak menempuh jalan profesional dalam menghasilkan berita,” katanya. (PS/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *