fbpx
Example 728x250
Breaking NewsHedaline

Heboh Tagar Dan Seruan Boikot Produk Perancis, Macron Bela Diri

1067
×

Heboh Tagar Dan Seruan Boikot Produk Perancis, Macron Bela Diri

Sebarkan artikel ini
Seorang pria memegang gambar Macron dengan cetakan sepatu di atasnya ketika pengunjuk rasa Turki meneriakkan slogan-slogan menentang Prancis selama demonstrasi atas kartun Nabi Muhammad, di Istanbul.

PUTERARIAU.com – Semenjak pernyataan Presiden Perancis Emanuel Macron tentang kasus karikatur Nabi Muhammad menuai kontroversi dan berujung pembunuhan seorang guru di Perancis. Selain itu hubungan dagang negara Perancis dengan negara – negara muslim terutama Timur Tengah semakin memanas.

Peristiwa ini berawal dari seorang guru sejarah dan geografi di sekolah pinggiran kota Paris, yang bernama Samuel Paty (47 tahun) membahas dan menunjukkan karikatur tokoh panutan umat Islam Nabi Muhammad SAW dalam kelas pada 6 Oktober lalu.

Atas perbuatan tersebut, Paty mendapat kecaman dari sejumlah wali murid. Namun Samuel Paty mengatakan hal tersebut dilakukannya sebagai bagian dari kebebasan berekspresi. Tak lama waktu berselang, sepuluh hari kemudian kejadian buruk menimpa Paty. Seorang remaja kelahiran Rusia membunuhnya.

Peristiwa yang menimpa Paty membuat publik gempar karena pelajaran yang dibimbingnya berbuntut pada kejadian tragis dan menimbulkan perpecahan serta keresahan di masyarakat.

Kemarahan umat islam menyeruak ke permukaan setelah Presiden Prancis mengatakan bahwa tidak menarik karikatur tersebut. bagi umat muslim potret Nabi adalah hal yang tabu.

Karya karikatur Nabi Muhammad dianggap sebagai bentuk penghinaan dan serangan terhadap umat Islam. Perancis yang beraliran sekuler pun mendapat protes keras dari banyak pihak terutama komunitas muslim dan para pemimpinnya.

Para aktivis di media sosial menyerukan dengan berbagai tagar seperti #Boycottfrance, #Boycott_France_product, #ProphetMuhammad. Tak hanya di media sosial, isu boikot produk – produk Perancis pun diserukan oleh para pemimpin negara – negara Islam.

Negara Kuwait, beberapa jaringan supermarket mulai mengeluarkan semua produk Perancis dari rak sebagai bentuk aksi protes. Di Qatar, Alwajba Dairy Company dan Almeera Consumer Goods Company mengatakan mereka akan memboikot produk Perancis dan akan memberikan alternatif lain.

Kampanye yang sama juga terjadi di Yordania, Palestina hingga Israel. Universitas Qatar juga bergabung dalam kampanye boikot, mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk menunda Pekan Budaya Perancis sebagai protes atas penghinaan anti Islam.

Pada hari Sabtu (24/10/2020) lalu, Presiden Turki Erdogan mengatakan Macron membutuhkan “pemeriksaan mental” karena cara dia memperlakukan Muslim.

Di Arab Saudi, Seruan untuk memboikot jaringan supermarket Perancis, Carrefour, menjadi trending topic di media sosial. Sementara merek mewah seperti L’oreal, Garnier, dan Lancome menjadi target dalam daftar merek yang harus dihindari di pos media sosial.

Nafas sekularisme memang tak bisa dipisahkan dari negara Perancis. Melalui akun media sosialnya twitter Presiden Emanuel Macron membela diri dan mengatakan tak akan menyerah dengan berbagai aksi protes tersebut dalam rangka menegakkan nilai – nilai kebebasan berekspresi yang dianut. (***)

sumber : cnbc

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *