PUTERARIAU.com | PEKANBARU – Beberapa ulama menyatakan mundur dari kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau pimpinan Prof Ilyas Husti yang baru terbentuk. Alasan para ulama ini mundur dari pengurus MUI masa periode 2020-2025 ini karena pemilihan Ilyas Husti sebagai Ketua MUI dianggap tidak sesuai khittah para ulama.
Mundurnya sejumlah ulama tersebut dibenarkan Sekretaris Umum MUI Riau periode 2015-2020, Zulhusni Domo.
“Banyak yang mundur, dan yang mundur adalah tokoh – tokoh utama,” katanya, Sabtu (2/1/2021).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ustad Yana Mulyana yang merupakan Ketua Penasehat PW Persatuan Islam (Persis) Riau. Dijelaskan Ustad Yana, bahwa dirinya telah mundur dari kepengurusan MUI Riau karena adanya sesuatu yang tidak lazim terjadi pada saat digelarnya Musda ke-7 MUI Riau 30 Desember 2020 lalu.
“Pada Musda MUI Riau sebelumnya adanya mekanisme yang tidak biasa dan kental dengan nuansa politik. Semestinya itu tidak boleh terjadi di lembaga seperti MUI. Jadi saya memilih mundur dari kepengurusan sebagai bentuk kekecewaan saya,” katanya.
Ustad Yana menegaskan bahwa kemunduran dirinya sebagai pengurus MUI Riau juga bukan keinginannya secara pribadi saja, namun sebelumnya Ia juga sudah melakukan konsultasi kepada PW Persis Pekanbaru dan juga PP Persis yang ada di Bandung.
“Ketika saya menggambarkan kondisinya yang kurang kondusif dan adanya permainan politik, saya pikir keberadaan saya kurang tepat berada dalam kondisi itu. Sebenarnya, diperkirakan 5 sampai 7 orang mengundurkan diri. Bukan kerena apa-apa, tetapi memang kondisi hati yang kurang terima dengan hasil Musda kemarin,” jelasnya.
Di kesempatan lain, Asyari Nur juga mengatakan hal serupa yang mengungkapkan bahwa dalam pemilihan Ketua MUI Riau tersebut, terjadi paksaan dan intimidasi kepada anggota formatur untuk memilih Ilyas Husti. sejumlah ulama menyatakan mundur dari susunan kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau di bawah kepemimpinan Prof Ilyas Husti. Alasan para ulama ini mundur karena proses pemilihan Ilyas Husti sebagai ketua dilakukan dengan cara yang tidak sesuai karakter ulama.
“Tidak pantas saya ceritakan bagaimana intimidasi dan paksaan serta suasana pemilihan Ketua MUI Riau tersebut. Tidak ada karakter ulama yang main paksa dalam menentukan pimpinannya, namun itu terjadi, setidaknya ada tujuh orang yang menyatakan mundur dari kepengurusan MUI Riau saat ini,” kata Asyari.
Beberapa diantara ulama yang mundur dari kepengurusan adalah Ketua Penasehat PW Persatuan Islam (Persis) Riau, Yana Mulyana, dari jabatan Ketua MUI Riau. Kemudian, Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW DMI) Riau, Mizan Asnawi.
Sementara itu, kepada sejumlah wartawan, Ilyas Husti mengaku tidak mempersoalkan pengunduran diri tersebut. Bahkan, Ilyas Husti menyebutkan bahwa pihak yang menyatakan mundur dari calon pengurus itu bukanlah ulama.
“Mereka adalah bagian dari orang yang belum siap berdemokrasi,” katanya kepada sejumlah media di Pekanbaru. [*]