fbpx
Example 728x250
NasionalPekanbaruRiau

Hancurnya Harapan Hidup Flora dan Fauna Oleh Keserakahan Manusia.

333
×

Hancurnya Harapan Hidup Flora dan Fauna Oleh Keserakahan Manusia.

Sebarkan artikel ini

Foto : Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) Jenis jantan, Yang diberi nama Suro. Kembali ke habitat alaminya, (Doc.Kementerian LHK).

PEKANBARU I PUTRARIAU.COM  – Hutan tak lagi nyaman di iklim dingin, Hutanku rumahku. Itu dulu, Sekarang sudah jadi habitat yang tak lagi tenang. Jika fauna dan flora berbicara, Barangkali ungkapan ini yang terlontar dari pikiran penghuni hutan,(07/11).

Bagaimana tidak.? Hutan yang notabene merupakan wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan, Kini alih fungsi jadi dihaluskan kebun. Entah itu jadi kebun sawit, karet dan lainnya.

” Nyatanya, Hutan terus tandus. Tergerus oleh nafsu manusia rakus, Padahal. Hutan sejatinya jadi paru-paru dunia, Banyak pohon menjadi penghasil oksigen terbesar di dunia.

Oksigen adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, Tanpa oksigen sulit kehidupan ini berlangsung. Namun. Tak jarang akibat ambisi melangit yang penting nafsu serakah terpenuhinya keberlangsungan hutan tak lagi ambil peduli, Bodo amat.

Padahal, fungsi hutan bukan sekadar menyuplai oksigen. Namun simbiosis mutualisme tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya juga ikut berperan dalam menyuburkan tanah.

” Ketetapan Tuhan, Hanya melalui daun-daun yang berguguran lalu membusuk dan terurai. Hutan mengucapkan terima kasih dengan menunjukkan kasihnya menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.

Tanah pinggiran, Hidup makmur. Masyarakat sekitar tetap bisa ‘nandur’ tanpa melebur hutan yang alih-alih membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Justru kehidupan masyarakatnya kian sulit.

Jutaan manusia dan hewan, Terdeteksi memilih hunian di dalam hutan. Namun, Tak jarang malah diklaim oleh segelintir orang melalui surat saktinya lahan miliknya. Dampaknya hutan rusak otomatis manusia dan hewan pun kehilangan rumah dan mata pencahariannya.

” Hutan sebagai sarana tempat tinggal makhluk hidup, Merupakan salah satu fungsi yang terus dijaga kelestariannya.
Berbagai macam tumbuhan dan tanaman yang berkembang biak di hutan menjadi sumber keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi manusia.

Entah dimanfaatkan sebagai sumber makanan atau sumber obat-obatan, Tumbuhan di hutan harus terus dilestarikan agar tidak punah hingga masa yang akan datang.

Hutan sendiri merupakan sumber makanan yang cukup pada musim panas dan tempat berlindung pada musim dingin bagi hewan, Maka hutan merupakan tempat hidup yang cocok bagi banyak binatang. Di antara pohon besar dan semak lebat di hutan, binatang dapat bersembunyi untuk menghindari musuh.

Seiring berjalannya waktu, Keserakahan manusia dalam mengeksplorasi hutan dengan menjadikannya sebagai ladang atau mengambil hasil hutan tersebut tanpa memikirkan dampaknya bagi hewan dan tumbuhan di dalamnya menjadi masalah serius bagi lingkungan.

” WWF mengumumkan, Setengah dari jumlah asli hutan di dunia telah hilang dan masih terus ditebangi dengan kecepatan 10 kali lipat dibandingkan pertumbuhannya.

Kerusakan hutan dapat mengubah persediaan udara, Udara menjadi kotor karena polusi dari kegiatan manusia, atau kekeringan akibat hilangnya tumbuhan hijau.

Lambat hewan laut bisa kekurangan udara bersih dan terpaksa mengonsumsi udara berpolusi kotor yang dapat menyebabkan keracunan dan kematian.

Hewan pemakan tumbuhan akan banyak yang mati karena kelaparan, Sehingga predator pemakan hewan tersebut juga akan ikut kelaparan. Rusaknya rantai makanan ini dapat membuat kelaparan masal berakhir pada kepunahan.

Sciencing dalam rilisnya menyatakan, hilangnya habitat dan sumber makanan memaksa hewan bermigrasi keluar dari hutan, Kenyataannya, Semakin banyak hewan mati dalam migrasi mereka. Dampaknya hewan buas menyerang manusia, Padahal lah manusia yang terlebih dahulu mengganggu habitat mereka.

Beruang, Harimau, Monyet, dan Binatang hutan lainnya akan masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makanan. Hal ini membahayakan manusia dan hewan itu sendiri karena dapat ditularkan oleh manusia.

Di Lampung contohnya, Banyak harimau dan gajah mati dibunuh karena masuk ke organisasi manusia. Padahal, nenek moyang harimau dan gajah lebih dahulu ada di situ.

Hilangnya hutan, Kotornya sumber udara karena polusi, Dan hilangnya sumber makanan dapat membuat banyak hewan mati.

” Contohnya orangutan yang tadinya menghuni hutan di Sumatra dan Kalimantan Keberadaan mereka kini terancam punah akibat hutan-hutan di Sumatera dan Kalimantan yang dialihkan fungsinya menjadi perkebunan dan pertambangan.

Jika kerusakan hutan tidak ditanggulangi, Kematian hewan akan terus meningkat dan menyebabkan kepunahan. Jika kita tidak mau peduli terhadap lingkungan, Mungkin gajah juga akan punah seperti mammoth dan kita hanya bisa melihatnya melalui foto.

Editor : PUTRARIAU_RH.
Sumber : satupun.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *