PEKANBARU – Sebenarnya ada tiga daerah pemekaran yang jadi prioritas di Provinsi Riau, Yakni Kabupaten Kampar, Bengkalis dan Kepulauan Riau. Belakangan baru muncul Indragiri Hulu.
Yang jadi pertanyaan adalah mengapa (Indragiri Hulu) daerah yang semula tak disebut prioritas kenapa masuk prioritas.? Inilah cerita dari Prof. Suwardi MS dan Hasan Nusi JS, Tokoh sentral perjuangan pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi,(23/10).
Gubenur Riau Soeripto awal tahun 1998, Menunjuk salah satu di antara dua wakilnya yakni Rustam S. Abrus untuk membentuk tim pemekaran Kabupaten atau Kota di Provinsi Riau.
Sementara satu wakilnya lagi, Rivaie Rachman konsentrasi menangani masalah ekonomi dan pengembangan kawasan Industri Lobam dan Wisata Lagoi di Kabupaten Kepulauan Riau.
Sebagai Ketua Tim Pemekaran Provinsi Riau, Rustam S. Abrus meminta Raja Sofyan Samad dari Universitas Riau, Pekanbaru membentuk tim untuk melakukan studi kelayakan.
Hasil studi itu menyatakan tiga daerah (Kampar, Bengkalis, dan Kepulauan Riau) layak untuk dimekarkan. Sementara itu Indragiri Hulu belum dikaji.
Lalu Rustam S. Abrus nyeletuk,” Mengapa kampung kalian (Kuantan Singingi) tidak diikutkan pemekaran. Padahal mulai dari Ketua Pemekaran Provinsi sampai kepada Ketua Study Kelayakan Pemekaran (Raja Sofyan Samad) urang kampung kalian.” Kata beliau.
Akhirnya keluar pertanyaan dari mulut Rustam S. Abrus, “kiro-kiro bisuak lai kan ado urang kampung kito Kuantan Singingi yang jadi Ketua Pemekaran Provinsi Riau dan Ketua Studi Kelayakan Pemekaran urang kampung kito.” Ujar beliau.
Ucapan Rustam S. Abrus itu menjadi pemicu semangat tokoh-tokoh senior Kuantan Singingi untuk segera berbenah, Rapat awal dimulai di kediaman Samad Thaha hanya dihadiri oleh sedikit tokoh masyarakat Indragiri Hulu asal Kuantan Singingi.
Sebut saja Samad Thaha, Intan Judin, Sofyan Samad, Raden Saleh dan A. Rafles dari Kecamatan Benai. Kemudian Abbas Jamil (Cerenti), Radja Roesli (Kuantan Mudik). Dari Kuantan Tengah ada Hasan Noesi JS, Suwardi MS, S. Akmal JS, dan lainnya.
Dari Rumah Samad Thaha rapat pindah ke Wisma Narasinga milik Pemerintah Dati II Indragiri Hulu di Jalan Diponegoro, Rapat terakhir pindah ke Kantor Departemen (Kandep) P dan K Kotamadya Pekanbaru di Jalan Pattimura.
Di Kandep P dan K ini baru diterbitkan SK Panitia yang bertanggung jawab di bidang masing-masing sekaligus untuk memudahkan pekerjaan, Di sinilah Ikatan Pemuda Mahasiswa Kuantan Singingi yang diketuai Apriadi memainkan perannya.
Artinya perjuangan pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi telah dimulai jauh sebelum terbit SK, Rapat itu dibawah Koordinasi Rustam S. Abrus. Tokoh utamanya yang disebut pemrakarsa berasal dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu yang tinggal di Pekanbaru. Ada Samad Thaha, Abas Jamil, Radja Intan Judin, Radja Roesli, Hasan Nusi JS, Suwardi MS, Sofyan Samad, S. Akmal JS, Raden Saleh, A. Rafles, dan lainnya.
Di Rengat, Ibukota Kabupaten Indragiri Hulu rapat-rapat kecil persiapan pemekaran Kuantan Singingi juga dimulai. Sejumlah tokoh yang berperan di antaranya Assisten I Dati II Indragiri Hulu Mohd. Ris Hasan, Kadis PU Mahdili, Kadis Peternakan Helifian Hamid, Marwan Yohanis, anggota DPRD Indragiri asal Kuantan Singingi dan lainnya.
Rapat pemekaran Kuantan Singingi secara intens dimulai di Kantor Departemen P dan K. Akmal JS selaku Kepala Kandep P dan K punya peran strategis di sini. Tak hanya menyediakan tempat, dia juga mengeluarkan dana pribadi untuk rapat-rapat kecil. Termasuk mobil dinasnya untuk keperluan lainnya.
Suatu waktu Akmal kehabisan uang, Dia memerintahkan saya untuk mengambil uang di bank. “Ini dompet Abang sudah kosong, Tariklah dana secukupnya, ya Dinda,” ujar Akmal seraya memberikan kartu ATM kepada saya.
Bergegas saya ke ATM. Namun ketika menarik uang saya lupa berapa nominalnya karena memang perintahnya hanya menarik uang. Saya ambil saja Rp 500 ribu lalu saya kasihkan ke Akmal. Anehnya uang itu dikembalikan lagi ke saya.
” Dinda pegang uang itu, Kalau ada keperluan pakai saja. Jangan sampai kalian kelaparan. Ini uang perjuangan, Abang ikhlas,” Ujar Akmal.
Belakang saya tahu rupanya Akmal JS pernah memberikan ATM kepada Suwirman anggota bidang dana Pemekaran Kabupatean Kuantan Singingi. Waktu itu Suwirman minta uang cash namun Akmal tak punya. Dia memberikan ATM lalu menyuruh Suwirman menarik uang dari ATM miliknya. Begitulah tulus dan ikhlasnya seorang Akmal untuk Kuantan Singingi.
Suatu ketika kertas di tempatnya habis. Lagi-lagi Akmal memerintahkan saya ke tempat Oncol. “Dinda, kertas habis minta sama Albert. Saya terkejut. Tidak ada orang Kuantan Singingi yang bernama Albert. Ketika Akmal menyebut nama Rafles saya baru ngeh. Saya tau di depan nama Rafles itu ada huruf A. Lengkapnya A. Rafles. A itu sepengetahuan saya singkatan dari Achdar bukan Albert Dan yang mengambil kertas ke kantor Rafles adalah Apriadi (Ketua IPMAKUSI). Apriadi yang lugu dan lucu ini berkata, “Kalau namo Bang Albert Rafles nan basobuik dapek karote satu kotak. Tapi kalau namo Bang Achdar Rafles dapek satu rim nye.” Ujarnya.
20 tahun kemudian setelah Kuantan Singingi jadi kabupaten Rafles hanya tersenyum ketika kertasnya sering diambil oleh panitia pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi. “Kalian pandai menjual namo abang. Akmal minta satu rim kalian ambiak satu kotak,” Ujar Rafles tertawa lepas.
Pemerintah Pusat semula tidak yakin dengan kesiapan Kuantan Singingi jadi kebupaten, Alasannnya APBD Indragiri Hulu sebagai Kabupaten Induk sangatlah kecil. Yang besar itu semangat dan tekad. Di sinilah kehebatan Rustam S Abrus selaku ketua tim, Beliau memerintahkan Abbas Jamil, Samad Thaha, dan Hasan Nusi untuk bergerak meyakinkan masyarakat dan pemerintah Pusat bahwa Kuantan Singingi layak dimekarkan.
Sementara Suwardi MS, Raja Sofyan Samad, Alwis dan tim lainnya kosentrasi melakukan studi kelayakan.
Lalu bagaimana kelanjutan perjuangan pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi. Ikuti terus (bersambung)***
Editor : PR/RH.
Sumber : Forum IKKS Iwakusi Indonesia.