fbpx
Example 728x250
Breaking NewsIndragiri HilirJakartaNasionalRiau

Mengaku Sering Pulang Ke Riau, Idris Laena Sebut Kebakaran Hutan Hanya Dibesar-besarkan

12459
×

Mengaku Sering Pulang Ke Riau, Idris Laena Sebut Kebakaran Hutan Hanya Dibesar-besarkan

Sebarkan artikel ini

Foto : int

Jakarta, (PR)

Idris Laena, mantan Ketua Pemenangan Presiden Joko Widodo di Propinsi Riau mengatakan bahwa faktor ekspektasi masyarakat agar kebakaran hutan di Riau supaya ditiadakan sama sekali adalah hal yang sangat tidak mungkin. Sebab faktornya adalah karena sifat lahan gambut dan matahari yang terik yang memudahkan untuk terjadinya memantik api saat kemarau.

Jadi, kebakaran hutan di Riau tidak bisa dihindari akibat munculnya percikan api yang dikarenakan oleh faktor alam, sebaliknya hanya kecil sekali saja yang disebabkan oleh faktor manusianya.

“Semua ini tidak lepas dari intervensi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang sejak 5 tahun terakhir banyak melakukan pembenahan untuk mencegah kebakaran hutan dengan dibangunnya sekat-sekat bakar di lahan gambut untuk mencegah kebakaran hutan. Selain pemerintah telah membentuk Badan Restorasi Gambut,” tegas Idris Laena anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar di Jakarta minggu (18/8/2019) .

Dikatakannya, ia sebagai anggota DPR RI dari Dapil Propinsi Riau yang hampir setiap minggu pulang ke Riau. Banyak memang berita-berita kebakaran hutan di Riau yang dibesar-besarkan, padahal tidak sesuai dengan realitas kenyataan di lapangannya.

“Saya yang merasakan sendiri kebakaran hutan pada 6 sampai 10 tahun lalu yang justru lebih parah dibandingkan dengan yang sekarang,” katanya.

Adapun faktor kebakaran hutan di Riau sekarang sudah berbeda bukan lagi faktor yang disengaja tapi karena faktor alamnya yang banyak mengandung gambut yang saat kering memantik api itu sendiri, paparnya. Yang penting sekarang kebakaran hutan harus ditekan, tetapi untuk menghilangkan sama sekali juga tidak mungkin, tambahnya.

Untuk Riau sendiri sulit untuk menghindari atau menghilangkan kebakaran hutan sampai 100 persen, sebab lahan gambutnya sendiri luas sekali sehingga rawan memicu terjadinya kebakaran hutan juga, bebernya.

Untuk itu, pemilik lahan juga harus bertanggung jawab untuk ikut mencegah kebakaran hutan di Riau dan langsung memulihkan hutan yang rusak sesegera mungkin, urainya lagi.

Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sebetulnya sangat berhasil dalam mencegah kebakaran hutan di Riau.

“Terbukti dengan tidak ditetapkannya kebakaran hutan di Riau sebagai bencana nasional. Dan saya meyakini sekali pejabat di daerah mulai dari BNPB Propinsi Riau, Gubernur Riau dan Bupati serta Walikota juga akan mampu menangani kebakaran hutan di Riau,” pungkasnya. (Erwin Kurai/pr)

Respon (14)

  1. kan ngaku kau ..dibesar besarkan saking besarnya susah utk dipadamkan…miris melihat orgΒ² memilih manusia ini mjd anggota dpr

  2. Tu mulut apa knalpot…dari saya lahir di duri riau sampai sekarang masih sering terjadi pembakaran lahan…anda bilang itu berita dibesar besarkan….klapiadeang

  3. Harapan orang awam hanya satu
    Sesegera mungkin masalah kabut asap di riau ini dapat di selesaikan.
    Sudah sangat sesak rasanya saat bernafas karena kabut asap, pedih mata, bahkan udah mulai pada sakit anak2, hanya itu harapan dari orang2 awam termasuk saya, rasanya rindu melihat langit biru

  4. Bapak Idris Laena yg terhormat, mungkin Bp fligh stright Jkt to Tembilahan, Bapak tak melintas daerah2 lain di Riau, korban dah banyak berjatuhan. Kata2 Bp, kebakaran lahan dan hutan tak bisa dihindari “sbgi seorang muslim sy yakin Allah Swt telah sampaikan bhw telah terjadi kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia (al ayah), Mari kita renung “kenapa 15 atau 20 tahun yang lalu kita tak pernah merasakan asap seperti yang kita rasakan beberapa tahun belakangan ini” mari kita jawab dengan jujur dan dg hati yang tulus dan ikhlas…kebakaran yg terjadi akibat gesekan antar material yg Bp sampaikan, secara keilmuan tidak bisa dibuktikan dan dipertanggungjawabkan, kita berbicara harus dengan fakta dan data lapangan. Kenapa masa 15 – 20 th yg lalu udara kita bersih dan segar tidak ada kebakaran lahan dan hutan seperti yang terjadi saat ini atau 10 th belakangan ini” hal yang Bp sampaikan upaya mengatasi karhutlah dg membangun sekat kanal di lahan gambut, perlakuan lahan gambut seperti itu bagus klu dilihat untuk penanggulangan sementara waktu 1 – 3 th, tp untuk jangka panjang perlakuan seperti ini menyebabkan dampak negatif, seperti ; akan terjadi kekeringan lahan (defisit air), struktur fisik lahan gambut akan berubah menjadi partikel debu yang sangat halus yang mudah diterbangkan angin (erosi angin) atau lebih tepatnya disebut debu semu”, dan lebih mudah terbakar, permukaan tanah akan turun di bawah permukaan laut, ini sangat berbahaya dan seriuas
    Untuk kita ketahui lahan gambut yang direkomendasikan untuk dimanfaatkan yaitu lahan gambut dengan ketebalan 4 m ke bawah, di atas ketebalan itu disarankan untuk tidak dimanfaatkan dg alasan apapun dan mesti dilakukan konservasi. Tetapi mari kita jujur, lahan gambut yang ketebalannya di atas 4 m bahkan sampai ketebalan di atas 9 m di lapangan digarap dimanfaatkan untuk perkebunan terutama perkebunan besar. Kalau di lahan gambut terjadi kebakaran sangat susah dilakukan pemadaman apalagi di lahan yang sdh dilakukan sekat kanal sebab lahan gambut dah kering dan berubah bentuk fisiknya, api di atas/permukaan lahan dah mati/padam kelihatannya akan tetapi di bawahnya apinya masih hidup. Sebaiknya mari kita duduk bersama demi mewujudkan bgmn negeri ni menjadi aman dan nyaman bagi kita semuanya.

  5. Nih orang pulau kijang anak H, Lamek Taher tinggal di jalan industri, pulang ke kampung aja 1 kali setahun, paling balik ke laena tour pekanbaru di samping konsulat malaysia sekali kali, ngomong asal ngejiplak aja, bikin malu orang sulawesi aja ….

  6. Duh tong..gmana si tong ni…jdi dri tahun 2000 smpai 2013 gak ada musim kemarau ya?
    Atau kabut asap skrng ni karena orang bnyak bakar ikan salai tong?
    Pemikiran yg idiot tong

  7. Menjadi wakil rakyat..coba bapak tinggal dirumah orang yg hanya papan tidak bisa tutup ventilasinya..tidak punya ac. punya istri sdg hamil. asma. anak bayi. orang tua yg sdh tua. pergi kemana2 naik sepeda atau sepeda motor..
    cb seminggu sj..klu keluar masuk mobil ber ac. rumah permanen ber ac..ialah..jadilah wakil rakyat yg merakyat…
    Semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *