Jakarta, (PR)
Akhir akhir ini berita heboh Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis, PhD masuk dalam bursa calon menteri millineal di kabinet Presiden terpilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurut pengamat militer dan pembina LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) Wibisono SH MH angkat bicara seputar sosok Yuliandre Darwis. “Saya dukung Yuliandre jadi Menteri yang akan datang,” ujarnya kepada Putera Riau saat dimintai tanggapannya di Jakarta (22/8/2019).
Lanjutnya, dari latarbelakang dan kapasitas pengalamannya, Kementerian yang cocok adalah Menteri Kominfo (Komunikasi dan informasi) karena ada beberapa catatan saya yang berprestasi dan jadi “legacy” selama menjabat Ketua KPI.
Adapula prestasi yang sangat menonjol seperti pertama, tentang penyiaran selama Pemilu serentak 2019 berlangsung aman dan damai, kedua ; 10 persen konten lokal wajib bagi seluruh TV, tiga ; Pengeluaran Izin TV dan radio cuma 1 hari bersama kominfo , mulai dari daerah, yang biasanya berbulan bulan.
Selanjutnya sebagian prestasi jabatan Andre tokoh muda yang usianya baru menginjak 39 tahun ini, yaitu ;
1.Menjadi Ketua Lembaga Negara termuda di Indonesia ketika terpilih menjadi Ketua KPI Pusat 2016-2019 (pada usia 35 tahun 11 bulan).
2.Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) 2013-2017.
3.Ketua Umum termuda organisasi Ilmuan Komunikasi di Indonesia. Semenjak berdiri ISKI.
4.Presiden Komisi Penyiaran dunia (IBRAF -OIC) Broadcasting Regulatory Authorities Forum) 2017-2018. Sebagai ketua termuda se-dunia dan bikin bangga merah putih.
Wibisono menambahkan bahwa selama di bawah kepemimpinan Andre, KPI dinilai sangat baik dan banyak sekali perubahan yang signifikan. Apalagi selama ini mantan duta muda UNESCO ini dikenal kritis dan intens dalam mengampanyekan “perang proxy” hoax terutama terhadap industri penyiaran.
Terkait dengan berita pengawasan media youtube dan netflix, saat ini banyak “serangan” dari para pegiat media sosial (medsos) terhadap lembaga KPI yang berencana mengawasi konten siaran seperti YouTube dan Netflix, Andrepun bisa membuat suasana tidak panas (teduh) serta bisa membangun komunikasi dengan baik dengan media, ulas Wibi.
Andre mengatakan bahwa kebijakan yang dilahirkan nantinya tentu saja tidak akan merugikan orang atau pihak yang menyiarkan konten atau program siaran mendidik serta menginspirasi. “Jadi, ini yang harus dipahami semua pihak,” katanya.
Sama halnya dengan media penyiaran televisi konvesional maupun berjaringan yang telah ada, pihaknya juga hanya akan memberikan peringatan dan sanksi terhadap konten-konten atau program siaran yang tidak sehat atau merusak mental masyarakat, seperti pornografi, pornoaksi, hiburan tak mendidik, konten tak layak ditonton anak di bawah umur, penyebar hoaks, teror serta permusuhan dan sebagainya, ujarnya.
“Jadi, kalau kontennya bagus dan bermanfaat, justru KPI akan mengapresiasi. Buktinya, kita baru saja memberikan award terhadap program siaran yang ramah anak. Sebelumnya ada juga apresiasi terhadap program dan siaran yang menginspirasi selama Ramadhan. Sebaliknya, sanksi juga telah banyak dilayangkan kepada siaran yang tidak sesuai aturan, jelas Andre.
Itulah sepak terjang Yuliandre Darwis yang dikenal baik selama menjadi ketua KPI, dia sebagai tokoh muda inspiratif yang punya integritas, pekerja keras dan tidak neko-neko, bekerja profesional dan jauh dari pemberitaan negatif.
“Saya senang dukung calon Menteri yang bukan dari partai tapi dari jalur profesional, agar bangsa ini lebih baik kedepan,” pungkas Wibisono. (beni/pr)