fbpx
Example 728x250
Breaking NewsLife StyleOpiniPendidikanReligiSosial dan Politik

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Selamat Jalan Jenderal Djoko Santoso

1041
×

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Selamat Jalan Jenderal Djoko Santoso

Sebarkan artikel ini


Oleh : Wibisono

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun…,Telah berpulang ke Rahmatullah, Jenderal (Purn) TNI Djoko Santoso, mantan Kasad dan Panglima TNI Republik Indonesia. Jenderal yang sangat cerdas, ramah, dan murah senyum ini telah meninggalkan kita semua di usia 68 tahun.

Kita menyebut panggilan akrabnya ‘Jendral Joksan’. Saya mengenal Jenderal Joksan sejak beliau menjadi Kasad menggantikan Jendral Ryamizard Ryacudu. Beliau dipilih menjadi Kasad saat itu adalah pilihan yang tepat, karena Jenderal yang satu ini terkenal dengan otak yang cerdas, dan ternyata karier beliau berlanjut menjadi panglima TNI pada masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada kesempatan ini penulis ingin berbagi pengalaman yang tidak mudah dilupakan disaat mengenal beliau sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 2004, penulis menjadi penyelenggara dan menerbitkan buku “Bangsa indonesia terjebak Perang modern”, buku tersebut di prakarsai oleh Mayjen TNI Syarifudin Tippe. Saat itu ia menjabat Danseskoad. Atas inisiatif Bang Tippe inilah buku itu terbit dan dapat di launching di Balai Sudirman Jakarta bersamaan dengan hari Juang Kartika (19/12/2005), satu minggu sebelum terjadi peristiwa Tsunami Aceh (26/12/2004).

Acara lounching buku ini sukses dan menjadi sorotan Pemerintah saat itu, setelah ada pergantian Kasad dari Ryamizard ke DJoko Santoso. Buku Ini tidak boleh diedarkan atau dibedah atas perintah Presiden SBY lewat Mensekneg Sudi silalahi.

Buku ini dianggap terlalu keras mengkritik AS, sehingga isinya perlu direvisi ulang, dan saya sebagai penerbit buku ini sudah terlanjur mencetak dalam jumlah banyak. Saat itu penerbit dan Seskoad ingin terus mensosialisasikan buku ini ke beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Maka Jendral Tippe saat itu melaporkan ke Kasad Jendral Joksan bagaimana caranya agar buku ini tetap bisa dibaca oleh semua orang terutama kalangan prajurit TNI dan akademisi untuk kewasdaan nasional akibat ancaman ‘Perang Modern’ dari negara Asing.

Akhirnya pada acara bedah buku yang diselenggarakan oleh ITS di Surabaya sesuai arahan Jenderal Joksan, temanya diminta untuk dirubah menjadi “Revitalisasi Wawasan Kebangsaan dalam NKRI”, padahal isi acaranya tetap bedah buku dengan menampilkan penulis-nara sumber, yang saat itu hadir adalah penulis tentang ekonomi yaitu penulis ‘Ekonomi Pancasila’, almarhum Prof Mubyarto dari UGM, Dahlan Iskan sebagai moderator dan Jenderal Syarifudin Tippe sebagai Keynote Speakernya serta beberapa akademisi dari Surabaya, tentunya hadir juga Rektor ITS Moh Nuh.

Dari peristiwa diatas menunjukan bahwa Jendral Joksan tidak takut terhadap atasannya dan tetap ingin melanjutkan agenda dan kebijakan dari Kasad sebelumnya. Kata beliau saat itu ‘Demi NKRI, semua akan saya akan pertaruhkan’, apalagi cuma masalah buku.

Jenderal pejuang NKRI inipun terus mengabdi sampai akhir hayatnya. Hingga pada saat kejadian Pandemi Covid-19 inipun beliau meminta Pak Syarifudin Tippe untuk menyuarakan dan memberikan solusi ke Pemerintah, lewat tulisan Jendreal Syarifudin Tippe. “Untuk menghadapi Covid-19 harus menerapkan pertahanan semesta total”. Tulisan inilah atas arahan Jenderal Joksan. Penulispun kebagian peran menviralkan tulisan tersebut agar bisa dibaca oleh Pemerintah dan masyarakat.

Mungkin masih banyak pengalaman penulis dengan sang Jenderal, tapi dengan dua pengalaman ini saja, sudah tergambar jiwa seorang Jendral sejati, yang tidak pernah berhenti berjuang demi NKRI.

Selamat jalan jendral Joksan, seluruh rakyat dan bangsa ini kehilanganmu, semoga Husnul Khotimah, Aamiin.

(Penulis : pengamat militer dan Pertahanan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *