Akhir-akhir ini muncul sosok pengusaha muda nasional yang unik dan sebagai pengamat publik yang cerdas di media jagat nasional layak untuk diperhatikan publik. Ia sering menulis beberapa tulisan yang menarik untuk disimak, dari mulai menjadi pengamat militer dan pertahanan, pengamat infrastuktur, pengamat pangan, pengamat politik-sosial, pengamat kebijakan publik dan sering dijuluki jurnalis media sebagai pengamat multi dimensi. Karena wawasan tulisan narasinya yang lugas, ilmiah dan enak dibaca.
Ia pun saat ini aktif berkiprah dan diberi kepercayaan sebagai pembina salah satu Ormas Nasional yaitu LPKAN (Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara) Indonesia, dan Advocat Bangsa indonesia (ABI) serta menjadi pembina di 20 ormas/LSM nasional.
Dalam hal menjalankan fungsi kontrol sosial, beberapa tulisannya sabagai pengamat membuat pembaca tercerahkan bahkan juga ada yang tersentil oleh kritikan pedasnya, tulisannya yang lugas, tajam, akurat dan kadang narasinya berisi kritikan konstruktif naratif, sangat inspiratif. Tulisannya sering dikutip oleh pengamat lain sebagai referensi untuk tinjauan akademis jurnalistik.
Saat diterima Presiden SBY dalam launching buku ancaman perang modern
Siapakah sosok muda insipratif ini ? Ia adalah Wibisono SH MH. Bapak dua anak, yang lahir di Surabaya 1 Desember 1973 ini, biasa dipanggil Wiby. Sikapnya selalu bicara ramah dan blak-blakan ciri khas arek Suroboyo. Ia seorang sosok pengusaha muda pribumi yang terkenal ulet dan juga dikenal sebagai aktivis intelektual sejak umur 20 tahun.
Ia menggeluti dunia usaha dari bawah, namun ia berprinsip dari awal berkecimpung di dunia usaha tidak mau kerja ikut orang, tapi membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja.
Saat masih kuliah pun dia isi kegiatan dengan bekerja serabutan dari mulai ‘makelaran’ macam-macam, dari jasa jual beli mobil,dan apapun yang penting dapat penghasilan.
Usahanya dirintis di kota Surabaya sejak usia 20 tahun, antara lain sebagai event Organisir (EO) yang saat itu lewat bendera media Pro EXh dan media Praga Nusantara, usaha pamerannya berkembang pesat.
Wibi muda bersama Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur)
Saat itu dia menggelar pameran rutin di Jawa Timur sepajang tahun (1995-1998), ia perkenalkan pertama kali di Jatim dan Surabaya dengan konsep pameran out door dengan menggunakan Tenda Putih Raksasa berAC (seperti yang ada sekarang). Pameran digelar rutin sepanjang tahun berpindah pindah tempat di Surabaya-Jawa Timur dan sekitarnya.
Namun memang tidak semua pamerannya bisa sukses meraup keuntungan. Ia terapkan subdisi silang untuk bisa menunjang pameran yang merugi. Puncaknya adalah saat dia dapat amanah dari Pemerintah di tahun 1999. Ia diberi tanggung jawab oleh Presiden Habibie untuk membuat event Nasional- Internasional dalam rangka stabilitas Nasional pasca Reformasi tahun ’98. Ia bersama pengusaha nasional Fadel Muhammad membuat event pameran “Festival Walisongo” di tahun ’99.
Event yang dibungkus dengan tema agama, dakwah, sosial, budaya dan niaga inipun menghasilkan kesuksesan yang luar biasa, dan mungkin sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi kemeriahaan event relegius yang standarnya internasional yang diikuti oleh 14 negara Islam (OKI) saat itu.
Wibi saat diterima Presiden Habibie dalam menggelar even internasional pasca reformasi
Disamping usaha pameran, sosok pengusaha bertangan dingin ini juga saat itu ada usaha tambang batu bara bersama ayahnya sebagai distributor ‘ADARO’ di Indonesia Timur, usaha kayu olahan (furniture) dan usaha forwarding (jasa angkut kontainer) sepanjang tahun (1994 -2000), serta tetap menjadi aktivis intelektual dengan mendirikan dan menjadi pengurus di beberapa ormas di Jatim dan LSM Nasional, seperti menjadi Ketua Umum IPMMI (Ikatan pengusaha Muda Muslim Indonesia), Ketua ARDIN, Ketua Umum Mapeha (Masyarakat Advokasi Penyelamat Hutan Indonesia) dan sebagainya.
Di tahun 2000, dia hijrah ke ibukota Jakarta untuk mengembangkan potensi bisnisnya. Salah satu usaha yang dirintis adalah menciptakan pupuk organik dan probiotik yang dibimbing oleh Prof Lukman Gunarto (ahli Mikroba dari IPB) dengan mendirikan Yayasan Berdaya, dan dia jalani sampai sekarang dengan mendirikan beberapa perusahaan untuk memasarkan produk pupuk ini.
Wibisono juga mempunyai konsep dalam hal ketahanan pangan (food security) dengan membuat demplot pertanian dan perkebunan yang terintegrated , yang tersebar di pulau jawa dengan 2000 binaan gapoktan (gabungan kelompok tani). Cita citanya yang belum terwujud adalah membuat “show case ketahanan pangan’ terpadu, yaitu membuat konsep ‘Agro Techno Park’ dengan area minimal 100 hektar dengan cara mengaplikasikan pupuk Organik-probiotik dalam area tersebut untuk pertanian, perkebunan, ternak dan tambak dalam satu area serta membuat riset untuk mengembangkan ‘smart digital farming” yang nantinya akan menghasilkan produk pertanian organik. Tujuannya adalah menciptakan swasembada pangan yang berkelanjutan, serta menjadikan konsep ini sebagai Revolusi Pertanian dengan teknologi 4.0. (Smart farming).
Selain itu, pada tahun 2002 saat pemerintahan era Megawati, dia pun pernah membuat konsep ide-gagasan even Nasional yang spektakuler yaitu “Gelar Potensi Daerah seluruh Indonesia”, namun saat itu di tengah jalan gagal karena idenya diambil oleh oknum Pemerintah dan dijadikan program Pemerintah menjadi even otonomi Expo, dan hasilnya kurang memuaskan.
Dalam wawancara dengan Putera Riau, dia mengungkapkan perjalanannya merintis usahanya yang tidak selalu mulus. Dia mengalami jatuh bangun, tapi ia tak pernah putus asa, walaupun sudah beberapa kali usahanya jatuh bangun karena ditipu rekan bisnisnya atau gagal karena kondisinya kurang beruntung.
“Saya sudah jatuh bangun tiga kali, saya gak mau untuk yang keempat kali dan seterusnya, karena saya punya prinsip usaha bukan hanya ‘dagang biasa’. tapi harus punya idealisme dan harus mempunyai nilai spiritual (komitmen spiritual) serta mengedepankan ide dan gagasan, idealisme yang saya utamakan,” ujarnya sambil tertawa ringan.
Pengusaha yang setengah edan ini, beberapa koleganya Wibi menyebutnya, karena sikap idealismenya itulah dia sering dibilang Edan. Sebab kalau membuat ide-gagasan dia jalankan tidak pake hitungan matematika. Artinya, dia kerjakan pakai hati. Dia pun tidak pernah bermain proyek di Pemerintahan padahal banyak sekali kesempatan.
Pengakuannya, dia takut terjerat hukum dan malas berhubungan dengan masalah hukum. Ditipu pun dia selalu ikhlaskan. “Rejeki sudah ada yang atur,,” katanya.
Dia sering juga membantu ormas atau LSM yang dibinanya sampai punya nama dan berkiprah, toh nanti yang merasakan manfaatnya adalah anggota dan masyarakat luas dan tanpa berpikir untung rugi karena menurutnya itu hobby.
Wibi melanjutkan ceritanya, puncak jatuhnya usahanya di tahun 2006, karena saat itu dia lagi membuat beberapa proyek yang dikerjasamakan dengan Pemerintah daerah, dan ingin mendapatkan dana investasi dari luar negeri dengan cara instan, seperti bermain Instrument bank dengan financial engginering yang dia tidak pahami, akhirnya tertipu tipu sampai di China dan di Hongkong.
”Uang sekolah udah banyak untuk ini hahaha…..,” cerita Wibi sambil mengenang masa lalunya.
Dari perjalanan usahanya di Jakarta pada tahun 2004, dia pun menjadi penerbit dan penyelenggara Lounching Buku di balai Sudirman Jakarta. Judul bukunya “Bangsa Indonesia Terjebak Perang Modern” bekerjasama dengan Seskoad. Namun, sayangnya meski sudah diluncurkan secara meriah dan dihadiri para petinggi negara saat itu, buku inipun dilarang terbit-ditinjau ulang oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) karena ada unsur negara dalang yaitu Amerika Serikat (AS).
Buku itu dianggap mengkritik keras Amerika. Padahal dari yang tertulis di buku itu telah terjadi saat ini yaitu ancaman perang modern dari negara asing.
Selanjutnya di awal tahun 2013 dia berkenalan dengan Prof Agus Sidharta, sosok profesor yang idealis mempunyai konsep pengendali banjir dan macet untuk ibu kota Jakarta yaitu “Terowongan Terpadu” dengan empat fungsi sebagai pengendali banjir, jalan tol,bbahan baku air bersih dan menghasilkan listrik yang di kenal dengan nama ‘Jakarta integrated Tunnel’, maka dimulai usaha barunya dengan mendirikan Perusahaan yang bernama ‘PT. Antaredja Mulia Jaya’.
Perusahaan ini khusus dibuat untuk mengesekusi proyek JIT. Ia dirikan bersama Letjen (purn) TNI Syarifudin Tippe, Ir. Arman Panjaitan, dan terakhir bergabung Mayjen Eko Budi dan Ir. Krisman Simorangkir.
Sebuah gagasan besar proyek idealisme rasa kemanusiaan untuk penanggulangan banjir di DKI Jakarta ia rintis proyek ini dari sebuah ide dan konsep menjadi Studi Kelayakan dan kemudian mendapatkan ijin prinsip dari Pemprov DKI tahun 2013 saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta dan saat ini sudah mendapatkan investor dari Korsel. Sekarangpun terus berproses di Kepala Staff Kepresiden (KSP), Kementerian Maritim dan Investasi, Kementerian PUPR dan Kementrian BUMN untuk segera diimplementasikan pembangunannya.
Proyek monumental ini akan menjadi “Legacy Bangsa” dan diklaim menjadi proyek pertama kali di dunia. Ia urus sendiri ijin dan dia cari investor sendiri karena proyek ini tidak memakai uang negara (APBN-APBD).
Disamping proyek JIT saat ini dia juga bergabung dengan perusahaan Fintech “WalePay” yang dia dirikan dengan anak muda millineal sebagai karya anak bangsa di bidang Financial Tecnologi, dan mendirikan perusahaan baru dalam bidang media ” majalah Ceo” serta TV streaming (Indonesia Streaming Network) bersama mantan Direktur utama ‘jawa pos TV’ Irwan Setiawan.
Akhir-akhir inipun, ia bersama Letjen Syarifudin Tippe mendirikan Yayasan ‘Biotech Methodologi Tubuh”, yayasan yang bergerak di bidang kesehatan dan kemanusiaan ini telah membina anak bangsa yang mempunyai kelebihan ‘anugerah dari Allah’ yang bernama Muhammad (Isa Robotik). Ia yang menemukan obat mutakhir anti Virus Corona yang diberi nama “Lymfosit T Nano Isa Robotik”, dan obat ini sekarang telah diuji klinis dan diuji coba oleh masyarakat umum sampai ke kalangan pejabat negara. Terakhir sudah masuk ke kalangan istana dan di lingkungan Kepala Staff Kepresidenan (KSP), dan ia berharap vaksin ini bisa diakomodir Pemerintah untuk bisa diproduksi massal.
Disamping karya-karya di atas, masih banyak karya lainnya yang tidak bisa ditulis semua di sini, dan sepertinya masih banyak yang harus ditulis untuk perjalanan hidup dari sosok Bapak satu ini. Pria yang dikenal sangat dekat dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini akan terus berkarya. Saat ini ada tim yang telah bekerja menyusun buku “otobiografinya”. Tapi, dengan catatan nanti dilaunching kalau proyek JIT sudah Groundbreaking, katanya. Karena saat ini, ia merasa belum ada yang bisa dibanggakan.
Demikian sedikit tentang sosok pengusaha muda penuh inspiratif Wibisono rendah hati dan low profile ini. Ia dikenal sebagai sosok yang ulet dan cerdas. Dalam perjalanan beliau berkiprah selama sepuluh tahun terakhir, tidak pernah kita melihat dia mengeluh atau berkeluh kesah. Dia selalu optimis dan semangat walaupun saat ini keadaan negara lagi sulit terkena Pandemi Corona (covid-19), tapi justru Ia bekerja dan terus berjuang untuk kemanusiaan, Tetap Semangat dan terus berkarya untuk NKRI.
Ditulis oleh : Beni Yussandra, SE (Pimpinan Redaksi Putera Riau)