fbpx
Example 728x250
Riau

Bupati Meranti : “Masukkan Sagu Jadi Komoditi Pangan Strategis Nasional”

1383
×

Bupati Meranti : “Masukkan Sagu Jadi Komoditi Pangan Strategis Nasional”

Sebarkan artikel ini

Jakarta, (puterariau.com)

Bupati Kepulauan Meranti Drs. H Irwan MSi, berkesempatan menjadi narasuber (Keynote Speaker), dalam acara Gelar Pangan Nasional dalam rangka sosiasliasi dan promosi mendorong percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumber daya, dalam kegiatan yang ditaja oleh Kementrian Pertanian Badan Ketahanan Pangan RI itu, Bupati menyarankan pada Pemerintah Pusat untuk memasukan Sagu sebagai komoditas pangan strategis Nasional, bertempat di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jum’at (27/7/2018).
Hadir dalam acara itu, Sekretaris Jenderal Kementrian Pertanian RI Ir. Syukur Iwantoro, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI Dr. Riskiyana Sukandi Putra MKes, Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Drs. H Irwan MSi, Ketua GAPMMI Ir.  Adi Lukman, Wakil Ketua IWAPI Pusat.
Sekda Kepulauan Meranti H. Yulian Norwis SE MM,  Kepala Bappeda Meranti Ir.  Makmun Murod MSi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Darmansyah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jaka Insita SP, pihak swasta dan lainnya.
Mengawali pidatonya dihadapan Sekjend Kementrian Pertanian dan seluruh hadirin yang hadir, Bupati Kepulauan Meranti Drs. Irwan MSi mengucapkan apresiasinya kepada Kementrian Pertanian yang telah menyelenggarakan kegiatan itu, ia berharap melalui kegiatan itu terjadi sosialisasi tentang pangan lokal khususnya Sagu, agar masyarakat Indonesia mengetahui dan faham kalau di republik ini ada komodity Pangan asli Indonesia yakni sagu yang nilai gizinya tidak kalah dari padi atau gandum, hebatnua lagi tidak perlu diimpor. 
“Kami mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada Kementrian Pertanian yang telah memberikan ruang kepada komodity Sagu semoga kedepan dapat ditempatkan sebagai komoditas pangan strategis alternatif Nasional,” ucapnya.
Saat ini menurut Bupati Irwan, untuk mengembangkan Sagu tidak cukup hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah penghasil Sagu saja, tetapi harus mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pertanian. Hal itu bukanya tidak beralasan, Sagu sebagai salah satu pangan alternatif yang tersedia melimpah di Indonesia sayangnya hingga detik ini belum mendapat tempat dinegerinya sendiri.
Seperti diinformasikan Drs. Irwan MSi, yang juga Ketua Forum Komunikasi (Fokus) Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (Kapasindo), potensi Sagu Indonesia sangat besar dimana dari catatannya Indonesia adalah sumber penghasil Sagu terbesar di dunia.
“Dari seluruh potensi Sagu di dunia 5.5 juta hektarnya ada di Indonesia, tersebar di Papua 4 juta hektar dan di 67 Kabupaten lainnya,  dimana salah satunya berada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Jika di total hampir mencapai 6 juta hektar,” jelas Bupati.
Yang tergarap dengan baik baru dilakukan di Meranti dan beberapa Kabupaten Kota saja. Khusus di Kabupaten di Kabupaten yang dipimpinnya dikatakan Irwan, telah berhasil menempatkan Sagu sebagai komoditas ekspor andalan. Saat ini Kabupaten termuda di Provinsi Riau itu telah berhasil menghasilkan tepung Sagu kering berkwalitas tinggi 3000 ton per tahun untuk di ekspor ke manca negara yang dihasilkan oleh PT. Nasional Sagu Prima (NSP) dan masyarakat. 
“Sagu Meranti dikirim ke Jepang, Singapura, Malaysia, dan ke Cirebon untuk mencukupi kebutuhan Sagu Nasional, dan ada juga pengusaha lokal yang mengekspor Sagu basah kenegara tetangga Malaysia dan Singapura, serta Cirebon, ” jelasnya lagi.
Sejauh ini kendala yang dihadapi, diungkapkan Irwan, masih sangat kecilnya pasar Sagu di Indonesia dan dunia, hal ini dikawatirkan lambat laun akan menyebabkan petani Sagu mengalih fungsikan lahan-lahan produktifnya untuk komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Sekedar informasi saat ini harga tepung Sagu kering dipasaran Meranti hanya berkisar 5.500 perkilo, jauh lebih murah jika dibandingkan dengan beras padahal jika dilihat dari segi gizi tidak kalah. 
“Untuk itu kami memandang sangat perlu campur tangan pemerintah terutama pemerintah pusat untuk meberikan rangsangan kepada para petani Sagu agar bersemangat mengembangkan pangan alternatif ini di Indonesia, karena Sagu sangat layak menjadi alternatif menggantikan beras,” jelasnya lagi.
Seperti disadari, lahan padi atau beras dari waktu kewaktu terus menurun begitu juga produksinya dan disi lain jumlah penduduk Indonesia terus bertambah diperkirakan dalam beberapa tahun kedepan pasokan beras di Indonesia lambat laun akan memasuki fase krisis.
“Olah karena itu mulai saat ini Pemda yang didukung oleh Pemerintah Pusat sudah harus memikirkan Sagu sebagai alternatif pengganti beras, Sagu sebagai komoditas asli Indonesia dengan potensi yang melimpah harus dodorong perkembangannya,” papar Irwan.
Ia juga megajak semua pihak untuk mendukung Sagu sebagai pangan yang sehat dan bergizi tinggi dengan mensosialisasikannya kepada seluruh rakyat Indonesia, hingga kedepannya nanti dihasilkan berbahai jenis makanan yang terbuat dari olahan Sagu dan yang terpenting dapat diterima luas oleh lapisan masyarakat Indonesia.
“Khusus Meranti, kami sudah berhasil mendapatkan Rekor MURI sebagai daerah yang sukses menciptakan menu berbahan dasar Sagu terbanyak di Indonesia, yakni 369 variasi. Saya kira ini perlu disosialisasikan agar rakyat Indonesia tahu bahwa Sagu bisa dikembangkan dan bisa dijadikan bahan makanan layaknya beras ataupun gandum,” ulasnya.
Salah satu masukan terpenting dalam rangka mengembangkan Sagu dan meningkatkan kesejahteraan petaninya,  dari Bupati Meranti Drs. Irwan M.Si, yang juga ketua Kapasindo, kepada Pemerintah Pusat adalah partisipasi Perum Bulog sebagai pengelola logistik negara dalam membeli komoditas Sagu layaknya beras. 
“Saran kami Bulog harus ikut berpartisipais karena saat ini daerah penghasil Sagu di Indonesia terutama Meranti terus mengembangkan produksi Sagu dengan mencibtakan bibit unggul yang diberi nama Sagu Selatpanjang, begitu juga pengusaha Sagu sudah semakin berkembang, sementara pasar atau pembelinya semakin berkurang sehingga menyebabkan harga Sagu tidak meningkat bahkan cenderung menurun,” papar Irwan.
“Jika Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pertanian bisa menggandeng Bulog, untuk membeli Sagu sebagaimana Bulog membeli beras, kami yakin kesejahteraan petani Sagu akan meningkat sekaligus memberikan rangsangan bagi mereka untuk terus mengembangkannya sehingga Sagu tidak kalah saing dibanding beras, gandum, jagung, kedelai dan lainnya,” ungkap Irwan.
Mirisnya lagi meski potensi Sagu sangat berlimpah namun hingga saat ini pangan asli Indonesia itu belum termasuk sebagai komoditas strategis Nasional.
“Besar harapan kami sebagai daerah penghasil Sagu kepada Pemerintah Pusat berkenan memasukan Sagu sebagai komoditas pangan Nasional, sehingga Sagu dapat menjadi pangan alternatif Nasional yang mampu mendukung ketahanan pangan di republik ini dan menjadi tuan rumah dinegeri sendiri,” pungkas Irwan.
Diinformasikan juga dalam kegiatan itu, selain bertindak sebagai Keynote Speaker Bupati Kepulauan Meranti dalam kapasitasnya sebagai Ketua Fokus Kapasindo juga melakukan penandatanganan MoU pengembangan Pangan Lokal dengan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Ketua Asosiasi Petani Organik, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), dan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) disaksikan oleh Sekjend. Kementrian Pertanian RI Ir. Syukur Iwantoro.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan Gerakan Cinta Makanan Nusantara, dengan tujuan konsumsi pengan beragam dan bergizi simbang dan aman harus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dalam mewujudkan SDM yang berkualitas, gerakan itu juga untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap pangan lokal khususnya bagi generasi muda sehingga dapat meningkatkan kualitas pangan mereka menjadi generasi muda berkualitas dimasa depan.
Bupati Kepulauan Meranti Drs. H Irwan MSi bersama Sekjend Kementan RI dan rombongan juga berkesempatan mengunjungi Stand Pameran Pangan Lokal dari seluruh Provinsi di Indonesia dan mencicipi aneka makanan yang disajikan. Dari pantauan media, dalam acara itu para tamu dan masyarakat yang hadir tampak antusias dan senang menikmati makanan olahan pangan lokal yang ada. (agus/hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *