Jakarta, (PR)
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) No.1 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan keuangan negara telah merubah anggaran penanganan Pandemi Covid-19 sehingga anggaran penanganan Covid-18 bengkak jadi Rp. 695.2 Trilyun.
Menurut pengamat kebijakan publik Wibisono, anggaran untuk penanggulangan virus corona (Covid-19) dan dampaknya terus mengalami perubahan. Awalnya, Pemerintah mengalokasikan anggaran Covid-19 pada Mei 2020 sebesar Rp405,1 triliun. Kemudian, tiba-tiba angkanya naik menjadi Rp641,1 triliun. Tidak berselang lama, anggaran Covid-19 naik lagi sebesar Rp677,2 triliun, dan kini membengkak menjadi Rp 695,2 triliun.
“Dari total alokasi Covid-19, Rp87,55 triliun untuk anggaran kesehatan, namun, alokasi anggaran ini dikeluhkan oleh rakyat, karena sebagian masyarakat masih ada yang ditarik bayaran ketika akan melakukan rapid test,” ujar Wibisono pada Putera Riau, Senin sore (22/06).
Selanjutnya, di daerah bantuan untuk rakyat terdampak Covid tak jelas. Ribut dimana-mana karena pendataan yang asal-asalan. Tebang pilih di berbagai tempat, serta banyak yang menerima hanya kenalan atau kerabat RT/Kades dan lain sebagainya.
*Kemana dana Rp.695.2 Trilyun tersebut ?*
Adapun perincian biaya total biaya penanganan Covid-19 tersebut terdiri dari biaya kesehatan Rp 87,55 triliun, perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, bantuan UMKM Rp 123,46 triliun, pembiayaan korporasi Rp 537,57 triliun, dan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda Rp.106,11 triliun.
Secara terperinci, biaya kesehatan terdiri dari belanja penanganan Covid-19 yang sebesar Rp. 65,8 triliun, insentif tenaga medis Rp. 5,9 triliun, santunan kematian Rp 300 miliar, bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional Rp. 3 triliun, untuk Gugus Tugas Covid-19 Rp. 3,5 triliun, dan insentif perpajakan di bidang kesehatan Rp 9,05 triliun.
Alokasi perlindungan sosial sebesar Rp. 203,9 triliun terdiri atas anggaran Program Keluarga Harapan Rp.37,4 triliun, dana sembako Rp. 43,6 triliun, bantuan sosial Jabodetabek Rp. 6,8 triliun, bansos Non-Jabodetabek Rp. 32,4 triliun, Program Kartu Prakerja Rp. 20 triliun, diskon listrik Rp 6,9 triliun, logistik, pangan dan sembako Rp 25 triliun, dan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Rp 31,8 triliun.
Kemudian, anggaran insentif usaha terdiri dari PPh 21 DTP Rp. 39,66 triliun, pembebasan PPh 22 Impor Rp.14,75 triliun, pengurangan angsuran PPh 25 Rp.14,4 triliun, pengembalian pendahuluan PPN Rp. 5,8 triliun, penurunna tarif PPh Badan Rp. 20 triliun, dan stimulus lainnya Rp. 26 triliun.
Lalu, alokasi dana UMKM akan diberikan dalam bentuk subsidi bunga Rp. 35,28 triliun, penempatan dana untuk restrukturasi Rp. 78,78 triliun, belanja IJP Rp.5 triliun, penjaminan modal kerja Rp. 1 triliun, PPh final UMKM DTP Rp. 2,4 triliun,dan pembiayaan investasi kepada korporasi melalui LPDB KUMKM Rp. 1 triliun. Selanjutnya, anggaran pembiayaan korporasi akan terdiri dari penempatan dana untuk restrukturisasi padat karya Rp. 3,42 triliun, dan Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp. 20,5 triliun.
Terakhir, dana sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda terdiri atas program padat karya k/l Rp. 18,44 triliun, insentif perumahan Rp. 1,3 triliun, pariwisata Rp 3,8 triliun, DID pemulihan ekonomi Rp. 5 triliun, cadangan DAK fisik Rp. 8,7 triliun, fasilitas pinjaman daerah Rp. 10 triliun, dan cadangan perluasan Rp. 58,87 Triliun.
“Saya menyayangkan penghitungan anggaran yang kurang cermat dari Pemerintah untuk ini, karena kondisi keuangan negara saat ini sedang tengah menghadapi persoalan serius,” kata Wibi.
Meski begitu, ia memahami bahwa Pemerintah saat ini sedang bekerja keras menghadapi tantangan berat terkait penanganan virus corona. Apalagi kurva peningkatan pasien positive terus naik setelah dicanangkan “New Normal” oleh presiden Jokowi, sementara itu perekonomian RI terus terpuruk.
“Saat ini, dengan adanya kebutuhan anggaran korporasi dan daerah yang bertambah di tengah upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi, Pemerintah pusat harus hati hati dalam mengelola APBN, apabila tidak, maka akan terkuras abis hanya dalam waktu sekejab,” pungkasnya.