
Kuantan Singingi, PR – Menindak lanjuti Terkait Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI Perwakilan provinsi Riau, pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi melalui Dinas Pertanian didampingi Inspektorat setempat.
LHP BPK tersebut merupakan hasil audit dari kegiatan Dinas Pertanian tahun anggaran 2019 terkait pengadaan bibit kelapa sawit sebanyak 119.364 batang dengan pagu anggaran sebesar Rp 5,3 M. Bantuan bibit kelapa sawit tersebut diperuntukan kepada 57 kelompok tani yang tersebar di wilayah Kuansing.
Kepala Dinas Pertanian Kuansing, Ir Emmerson mengatakan, pihaknya didampingi inspektorat sudah menindak lanjuti rekomendasi LHP BPK RI terhadap temuan administrasi pada kegiatan pengadaan bibit kelapa sawit tersebut.
“Iya, beberapa waktu lalu ketika BPK turun ke lapangan ditemukan ada beberapa batang bantuan bibit kelapa sawit yang belum di tanam oleh petani di tiga lokasi di lahan masyarakat yang belum di tanam diantaranya Kecamatan Benai di dua desa Dan satu desa Kecamatan Pangean, jadi kemarin itu mengapa belum di tanam? Ya itu karena ada beberapa kendala di lapangan,” jelasnya kepada wartawan di ruangan kerjanya Jum’at (28/8/2020).
Emmerson mengungkapkan,” Contohnya, anggota kelompok tani di Desa Tebing Tinggi, Benai, yang bernama Reni Susanti, ketika BPK melakukan uji petik ke lapangan saat itu didapati bibit bantuan Pemerintah Kabupaten ini belum ditanam sama sekali. Nah, faktanya saat itu mengapa Reni belum bisa melakukan penanaman? Ternyata karena kondisi lahannya terendam banjir”.
“Contoh petani lainnya, yaitu M Nasir kelompok tani yang juga berasal dari Benai, ketika BPK turun ke lapangan memang ditemukan masih ada sebagian bibit yang belum ditanam. Jadi saat itu M Nasir ini mendahulukan pembuatan pagar, karena di lokasi kebunnya banyak sapi berkeliaran yang akan merusak tanaman sawitnya,” tambah Emmerson.
“Jadi kendala di lapangan kemarin itu, masih didapati ada sebagian petani penerima bantuan bibit kelapa sawit tersebut belum sepenuhnya ditanam, tapi setelah kemarin itu, petugas kami langsung turun kelapangan mendatangi petani tersebut untuk memerintahkan semua bibit agar ditanam. Dan termasuk pagar seng juga di pasang Alhamdulillah semua rekomendasi BPK itu sudah kami tindaklanjuti,” papar Emmerson.
Sementara Plt Inspektorat, Drs Darwin menuturkan, inspektorat Kuansing dalam hal ini sebagai pengawas internal di lingkungan pemerintah Kuansing akan memfasilitasi OPD untuk membahas dan menidaklanjuti LHP BPK RI, begitupun LHP terkait internal temuan administrasi terhadap pengadaan bibit kelapa sawit di Dinas Pertanian Kuansing tahun lalu.
“Terkait temuan BPK soal bantuan bibit kelapa sawit kemarin itu, “ya, itu temuan administrasi saja, semua rekomendasinya sudah ditindak lanjuti oleh dinas pertanian bantuan bibit kelapa sawit sudah ditanam begitupun bantuan serupa seng pagar sawit sudah dipasang, karena saya sendiri sudah turun langsung untuk memastikan kebenaran di lapangan, dari laporan hasil tindak lanjut rekomendasi itu juga kita telah serahkan ke BPK perwakilan Riau,” Ujarnya kepada wartawan di ruangan kerjanya Jum’at (28/8/2020).

Sementara secara terpisah, salah satu anggota kelompok tani penerima bantuan bibit kelapa sawit di desa Tebing Tinggi Kecematan Benai M Nasir, ketika BPK melakukan uji petik ke lapangan saat itu di dapati bibit sawit bantuan Pemerintah Kabupaten Kuansing belum di tanam keseluruhan, Nah, ternyata faktanya saat itu mengapa M,Nasir belum bisa melakukan menanam keseluruhan bibit sawit bantuan Pemkab? Karena M Nasir ini mendahulukan pembuatan pagar, karena sekitar lokasi lahan dia itu banyak sapi berkeliaran yang akan merusak tanaman sawitnya,
“Iya, saya mendahulukan pembuatan pagar karena di sekitar lokasi lahan saya banyak sapi berkeliaran maka dari itu saya belum menanamkan keseluruhan bibit kelapa sawit tersebut, dari jumlah 98 Batang Bibit kelapa sawit bantuan Pemerintah Kabupaten saat BPK turun ke lapangan melakukan uji petik dikala itu sudah tertanam 35 Batang,” ujarnya kepada wartawan di kebun miliknya, Jum’at (28/8/2020).
Ditambahkannya lagi dirinya mengatakan, “Nanti kita tanam keseluruhan bibit sawit, pada saat itu pagar belum siap. Nanti Habis di injak – injak sapi atau binatang lainnya kan rugi, tapi semuanya sudah tertanam enam bulan yang lalu, Dan ke depan kebun ini akan saya rawat dengan baik karena hasilnya akan menopang perekonomian ekonomi keluarganya,” ungkapnya.
Terakhir M, Nasir juga berharap kepada pemerintah Kuansing agar program bantuan bibit kelapa sawit ini kalau bisa di lanjutkan karena mungkin masih ada petani – petani lain membutuhkan bantuan bibit kelapa sawit ini. Dengan adanya program bantuan bibit kelapa sawit ini petani – petani merasa sangat terbantu. (Roder/****)