Oleh: Wibisono
Akhir akhir ini publik sering disuguhi gaya hedonis (hidup mewah) dan anak Milineal menyebutnya dengan istilah Flexing , banyak dilakukan oleh pejabat dan selebritis tanah air, Flexing adalah istilah bahasa gaul untuk perilaku memamerkan kekayaan, gaya hidup mewah, atau pencapaian di media sosial dengan tujuan mendapatkan perhatian, pengakuan, atau membuat orang lain iri. Tren ini dapat mendorong konsumerisme berlebihan, menimbulkan kecemburuan sosial, dan bahkan menciptakan citra diri yang palsu atau tidak pada hidup yang sederhana, sehingga menimbulkan rasa iri dan cemburu dimasyarakat.
Salah satu faktor pendorong perilaku korupsi di Indonesia sangat beragam. Salah satunya adalah gaya hidup bermewah-mewahan yang mengacu pada kesenangan material. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan bahwa korupsi merupakan salah satu dampak yang diakibatkan dari gaya hidup hedonisme. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kasus korupsi yang dilakukan oleh para pelaku koruptor.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi yang memiliki pengaruh besar terhadap globalisasi dan dampak budaya negatif tanpa kita sadari. Tentunya, adanya globalisasi dan modernisasi berpengaruh terhadap negara-negara di dunia termasuk negara Indonesia.
Istilah hedonisme berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “kesenangan”. Namun, ada beberapa varian hedonisme yang dianut oleh masyarakat.
Misalnya, hedonisme motivasional yang mengklaim perilaku manusia didorong oleh penghindaran rasa sakit dan mengejar kesenangan.Sementara, hedonisme etis menyatakan kesenangan adalah nilai tertinggi kemanusiaan, dan rasa sakit tidak ada nilainya.
Ide ini mengarah pada berkembangnya utilitarianisme. Sebuah teori pengambilan keputusan etis yang menentukan apa yang baik dan benar sesuai dengan kebahagiaan bagi sebagian besar orang.
Singkatnya, hedonisme adalah pandangan atau filosofi yang menyatakan kesenangan dan kebahagiaan adalah tujuan utama dalam hidup. Menurut paham ini, tindakan dinilai baik jika menghasilkan kesenangan, sementara tindakan penyebab rasa sakit dianggap buruk.
Hedonisme sering dikaitkan dengan mengejar kesenangan fisik, emosional, atau material sebagai bentuk kebahagiaan. Dalam konteks modern, hedonisme dikaitkan dengan gaya hidup konsumtif dan pengejaran kesenangan instan, yang dapat menimbulkan dampak negatif.
Masyarakat Indonesia masih jauh dari sejahtera, kesenjangan sosial yang begitu tinggi mengakibatkan kecemburuan sosial, dan seharusnya sebagai pejabat dan selebritis mempunyai kepekaan terhadap kondisi ini, sehingga peristiwa penjarahan pada pejabat wakil rakyat dan pejabat tidak terjadi lagi.
Penulis: Pembina Lembaga Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LPKAN)