Pekanbaru, (puterariau.com)
Babak 16 besar Piala Dunia 2018 segera dimulai tanpa kehadiran juara bertahan Jerman yang sudah tersingkir. Namun berdasarkan prediksi sejumlah pakar di Pekanbaru, Inggris menjadi favorit juara Piala Dunia tahun ini.
Walau banyak yang menjagokan Brasil, Prancis dan Kroasia yang penampilannya dianggap sempurna namun tak mengubah prediksi sejumlah pengamat bola di bumi lancang kuning.
Brazil misalnya yang sebenarnya tak tampil sesuai dengan harapan di babak penyisihan grup. Tim itu sempat ditahan Swiss dalam laga pembuka dan membutuhkan gol-gol pada menit akhir untuk memenangi dua laga berikutnya.
Kondisi Brazil itu tak mengubah posisi tim samba sebagai favorit juara, seperti sebelum turnamen dimulai. Menurut Opta, tim ini memiliki 16,1 persen peluang untuk menjadi juara, meningkat ketimbang sebelumnya sebesar 13,2 persen.
Awalnya di belakang Brasil, ada Spanyol yang diunggulkan dengan persentase 13,3 persen untuk menjadi juara. Tim ini yang memecat pelatih Julen Lopetegui, dua hari sebelum pembukaan menduduki posisi yang sebelumnya ditempati Jerman yang sudah mudik duluan.
Spanyol juga melewati Argentina (mudik) dan Prancis yang semula lebih diunggulkan. Saat ini, Prancis diunggulkan 10,4 persen.
Di urutan berikutnya, ada Kolombia dengan 5,4 persen, yang mengungguli Belgia (5,3 persen) dan Inggris (4,1 persen). Setelah itu, ada Swedia dengan 4,7 persen dan Portugal 4,5 persen. Tim peserta 16 besar lain, termasuk Rusia dan Swiss, memiliki peluang juara lebih kecil lagi.
Opta menentukan prediksinya berdasarkan data dari turnamen internasional sebelumnya, termasuk Piala Dunia. Tiap tim dihitung kekuatan menyerang dan bertahannya dalam empat tahun terakhir. Faktor lain, seperti tuan rumah atau status mantan juara turut diperhitungkan.
Menurut Gus Sheno Aji, Inggris berpeluang maju ke final setelah memperhatikan penampilan squad mereka dalam beberapa pertandingan. Tentunya berdasar skill pemain, kemampuan, serta mental pemain muda mereka.
“Kemungkinan tahun ini Inggris akan menjadi favorit juara dunia sejak 1966,” analisis Gus Sheno Aji pada Putera Riau. (beni/fadil)