Jakarta, (PR)
Selama perjalanan berdirinya negara Indonesia dan pembentukan kabinet baru dari masa ke masa. Posisi jabatan Menteri agama pernah dua kali dijabat oleh militer pada era sebelumnya.
Yang pertama kali adalah Menteri Agama Letnan Jenderal Alamsyah Ratuprawiranegara. Laksda Tarmizi Taher, dan sekarang Jenderal Fachrul Razi Jenderal bintang 4 yang pertama yang jadi Menteri Agama setelah reformasi di era demokrasi.
Alamsyah pada saat itu mendapat tugas untuk pemantapan Pancasila dalam kehidupan bernegara. Sementara Tarmizi Taher mendapat tugas seiring dengan menguatnya pergerakan Islam modern pada masa akhir orde baru.
Fachrul Razi mendapat tugas yang tidak banyak berbeda dengan menteri dari militer sebelumnya, yakni untuk mengurai maraknya radikalisme atas nama agama.
Bedanya Fachrul mendapat posisi Menteri Agama setelah pensiun dari militer sejak 15 tahun lalu. Setelah pensiun sebagai Wakil Panglima TNI Fachrul Razi tercatat mendirikan Partai Hanura bersama Wiranto. Saat Hanura memenangkan Joko Widodo sebagai Presiden periode 2014- 2019. Fachrul Razi malah sibuk dengan dunia sipil. Beda dengan Wiranto yang jadi Menkopolhukam dan Subagyo HS yang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Sekitar 7 tahun lalu. Fachrul Razi tiba tiba muncul di Gedung DPR dengan maksud akan berkunjung ke Fraksi Hanura di DPR.
Jenderal Fachrul datang sendirian tanpa pengawalan dan ajudan meski menyandang bintang 4. Oleh petugas Keamanan Dalam DPR. Fachrul diminta untuk antri menunggu eskalator umum. Padahal Fachrul Razi mantan wakil Panglima TNI dan Pendiri Hanura.
Tetapi dengan kerendahan hatinya. Fachrul memilih harus menunggu eskalator walau harus antri untuk menuju ke ruangan Fraksi Hanura di Lantai 16 Gedung DPR.
Setelah petugas Pamdal DPR kemudian dibisiki oleh salah seorang wartawan. Baru kemudian Fachrul Razi dibukakan pintu untuk agar bisa menuju eskalator buat anggota DPR sehingga bebas antri.
Walaupun meski sempat diminta menunggu antri di eskalator yang lainnya di DPR. Yang tampak dari wajah Fachrul malah senyum senyum saja seperti biasanya. Tidak ada reaksi marah atau emosi sedikitpun pada saat Pamdal DPR memintanya menggunakan eskalator untuk tamu DPR dan harus antri.
Begitu juga saat ketika akhirnya saat dibukakan pintu menuju eskalator oleh Pamdal DPR menuju eskalator yang terpisah. Fachrul Razi malah memberikan senyum kepada Pamdal DPR yang sedang melaksankan tugasnya dengan benar.
Karir militer Fachrul Razi yang paling tinggi adalah wakil Panglima TNI saat Panglima TNI dijabat oleh Jenderal Wiranto. Bersama sama dengan Wiranto meski mendapat mandat untuk menjaga ketertiban dan keamanan saat mahasiswa menduduki Gedung DPR tahun 1998, tidak sampai 100 hari setelah Suharto terpilih kembali menjadi presiden yang ke-6 kalinya.
Fachrul Razi dan Wiranto malah memilih untuk mendukung demokrasi saat Suharto menyatakan berhenti sebagai Presiden pada tahun 1998.
Saat berlangsung peluncuran buku Demokratisasi ABRI awal tahun 1998. Fachrul Razi yang saat itu sudah menyandang bintang dua. Ia datang sendirian dan sambil menunggu di lobi sebelum acara dimulai. Dengan tanpa mengenalkan dirinya kecuali cuma tamu dari Komplek AD di jalan Gatot Subroto Jakarta, dengan mengenakan kemeja Batik lengan panjang.
Setelah sontak panitia mengetahui Fachrul Razi telah tiba lebih dahulu yang tidak diketahui oleh panitia sebelumnya. Dengan sangat hormat langsung saja Fachrul Razi diantarkan ketempat duduk VVIP di Hotel Grand Melia, Jakarta Selatan.
Memang kalau sedang berpakaian sipil, Fachrul Razi selalu berhasil menyimpan auranya sebagai jenderal petarung dengan menjadi sipil sejati yang santun dan tidak pelit untuk menebar senyum bagi yang kontak bertatap mata dengannya.
Fachrul Razi lahir di Aceh dikenal sebagai tokoh dari Aceh. Sebaliknya orang Aceh malah mengenal Fachrul Razi sebagai orang Minangkabau yang lahir di Aceh. Sama dengan BM Diah tokoh pers dan tokoh Proklamasi 17 Agustus 1945. Sama dengan Letnan Jenderal Bustanil Arifin yang dikenal sebagai orang Aceh tapi berdarah Minangkabau. Nenek moyang Fachrul Razi berasal dari Nagari Matur, Bukittinggi-Sumatera Barat.
Semasa masih muda atau pada saat masih sekolah formal Fachrul Razi sama dengan pelajar pelajar di Sumatera lainya, aktif di Pelajar Islam Indonesia,PII.
Pada pertengahan tahun 1950 an, Pemerintah membentuk Badan Pemuda Militer. Sebagai salah satu sayap pemuda militer sebagai bagian dari bela negara atau wajib militer bentukan Presiden Soekarno. Yang unsurnya antara lain adalah Pemuda Demokrat dibawah Partai Nasional Indonesia dan Pelajar Islam Indonesia.
Salah dua tokoh senior PII yang berhasil mencapai puncak karir di bidang politik adalah Ismail Hasan Metareum Ketua Umum PPP pada zaman orde baru dan Wakil Ketua DPR/MPR, dan Fachrul Razi wakil Panglima TNI dan kini menjadi Menteri Agama. (erwin Kurai)