oleh

JOIN Kampar Minta Kasus Dugaan Mesum Wakil Rakyat Kampar Di Batam Diusut Tuntas

-Batam, Kampar-583 views

Kampar, (PR Kampar)

Adanya berita yang menggegerkan dengan isu perbuatan asusila yang diduga terjadi di ruangan DPRD Batam, Minggu lalu kian viral di Kabupaten Kampar. Pasalnya yang melakukan mesum itu justeru wakil rakyat dari ‘Negeri Serambi Mekkah’, Kampar.

Ketua JOIN Kampar, Fitri menuntut agar pimpinan DPRD Batam segera menyelesaikan persoalan yang mencemarkan marwah dan nama baik dewan di Kota Batam. “Itu rumah rakyat  bukan tempat mesum atau lokalisasi. Jangan coreng nama baik dan citra gedung milik rakyat,” tegas Fitri.

Fitri mendesak pimpinan dewan yang memiliki ruangan segera diperiksa, serta jangan menghilangkan cerita seperti lagu lama berhembus angin lalu.

“Apalagi saya mendapat kabar dua oknum  itu adalah tamu Zainal Abidin yang datang dari Pekanbaru (diduga anggota DPRD Kampar) dan saya ingin  permasalahan asusila ini harus diusut sampai tuntas,” pintanya.

Persoalan mesum ini harus dituntaskan karena menyangkut nama baik anggota dewan yang berkantor di DPRD Batam. “Diduga dua tamu Zainal Abidin itu adalah anggota dewan yang makin berdampak buruk bagi nggota dewan lainnya,” katanya.

Fitri juga meminta agar pegawai honorer dan dua teman pimpinan DPRD Batam yang diduga terlibat dalam tindakan asusila itu segera diperiksa. Bukan hanya diberhentikan karena gedung DPRD bukan hotel murahan yang bisa dibayar gratis oleh wakil rakyat.

Kasus asusila yang diduga terjadi di ruangan pimpinan DPRD Batam, Zainal Abidin didapat dari informasi pengakuan pekerja kebersihan yang mendapati kamar peristirahatan ‘rehat’, dimana ruangan pimpinan dewan terlihat berantakan, tisu berserakan dengan cairan yang tidak seperti biasanya dengan handuk basah.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa tindakan asusila itu melibatkan anggota DPRD daerah lain yang tengah kunjungan kerja ke kota Batam. Anggota dewan yang dimaksud disebut sebut teman pimpinan DPRD Batam, Zainal Abidin. Saat tengah menunggu Zainal Abidin kembali ke ruangannya, sang anggota dewan yang dimaksud kemudian terlibat tindakan asusila dengan dua perempuan pegawai honorer DPRD Batam.

Jika memang pimpinan DPRD Batam  memang tidak tahu permasalahan ini, kenapa tiba-tiba dua karyawan honorer itu diberhentikan tanpa sebab yang tidak  pasti. “Jangan membuat rakyat bertanya-tanya,” ungkap Fitri.

Selanjutnya permasalahan ini akan dikawal terus sampai tuntas’ dan jangan ada lagi isu yang diduga maupun tidak diduga perbuatan asusila di gedung DPRD. (pr)

Komentar