fbpx
Example 728x250
Breaking NewsHedalineNasional

Jurnalis Hilang dan Dianiaya, Alat Peliputan Dirampas Saat Unjuk Rasa Menolak UU Cipta Kerja

561
×

Jurnalis Hilang dan Dianiaya, Alat Peliputan Dirampas Saat Unjuk Rasa Menolak UU Cipta Kerja

Sebarkan artikel ini

PUTERARIAU.com – Dalam aksi unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja kemarin, seorang jurnalis dari media online merahputih.com, Ponco Sulaksono, dikabarkan menghilang saat melakukan liputan demo di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).

“Sampai malam ini belum tahu keberadaannya,” kata Kepala Kompartemen News merahputih.com, Alwan Ridha Ramdani lewat keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

                                                                Ponco Sulaksono. (Foto: MP)

Terakhir Ponco Sulaksono mengirim berita melaporkan situasi demo penolakan UU Omnibus Law di kawasan Gambir ke redaksi pukul 15.14 WIB. Beberapa saksi yang memberikan informasi, saat terjadi bentrokan antara massa pengunjuk rasa dengan aparat, Ponco diamankan saat berada di Gambir, Jakarta Pusat. Beberapa saksi lain mengatakan Ponco sempat terlihat jatuh saat kericuhan di sekitar Tugu Tani.

“Kami masih mencari detail info tersebut, dan belum bisa dikonfirmasi secara benar. Redaksi merahputih.com dan rekan – rekan jaringan wartawan di lapangan juga sudah menyisir sejumlah rumah sakit di sekitar Gambir dan tidak menemukan keberadaannya,” jelas Alwan.

Alwan menambahkan, tim redaksi merahputih.com mencari ke sejumlah titik mulai dari Polsek Gambir, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya, namun belum membuahkan hasil. Dan sampai saat ini reporter yang bersangkutan masih belum dapat dihubungi.

Selain Ponco Sulaksono yang hingga kini belum tak keberadaanya, ada dua wartawan lain dari suara.com yakni Peter Rotti dan Adit Rianto diduga mengalami penganiayaan, intimidasi dan perampasan alat kerja oleh aparat polisi. Pada pukul 18.00 WIB, kedua jurnalis tersebut tengah merekam video aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia.

Pemimpin Redaksi suara.com Suwarjono mengatakan saat Peter merekam aksi para polisi menganiaya mahasiswa yang ikut unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja. Tiba – tiba seorang berpakaian sipil serba hitam menghampirinya, disusul enam polisi berseragam.

Menurut dia, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, saat Peter merekam video aksi sejumlah oknum aparat kepolisian mengeroyok seorang peserta aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia. Ketika itu, Peter berdua dengan rekannya, yang juga videografer, yakni Adit Rianto S, melakukan live report via akun Youtube peristiwa aksi unjuk rasa penolakan Omnimbus Law.

“Melihat Peter merekam aksi para polisi menganiaya peserta aksi dari kalangan mahasiswa, tiba-tiba seorang aparat berpakaian sipil serba hitam menghampirinya,” papar Suwarjono dalam keterangan resmi Suara.

“Polisi itu meminta kamera milik Peter, namun Ia menolak sambil menjelaskan bahwa Ia seorang wartawan,” kata Suwarjono dalam keterangan tertulis.

Peter sempat menawarkan jalan tengah untuk menghapus video dugaan penganiayaan itu. Namun, kata Suwarjono, justru Peter yang menjadi korban penganiayaan berikutnya. Suwarjono mengatakan Peter diseret sambil dipukuli dan ditendang oleh segerombolan polisi.

Setelah merampas kamera, memori yang berisi rekaman video liputan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar patung kuda, kawasan Monas, Jakarta itu diambil apart. Namun, kameranya dikembalikan kepada Peter.

“Kamera saya akhirnya kembalikan, tetapi memorinya diambil sama mereka,” ujarnya.

Peter mengalami memar di bagian muka dan tangannya akibat penganiayaan aparat kepolisian. Tak hanya sampai disitu, tiga anggota pers mahasiswa GEMA Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) juga dikabarkan hilang sejak pukul 11.45 WIB, ketika meliput demonstrasi tolak UU Cipta Kerja di Jakarta, Kamis (8/10).

Ketiganya yakni Ajeng Putri, Dharmajati, dan Muhammad Ahsan Zaki. Mereka terakhir mengabarkan posisi di sekitar Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Kemudian, anggota pers mahasiswa dari Pers Lima Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Amalia Azahra dan Syarifah Nuraini juga sempat dikabarkan hilang. (rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *