oleh

Ketua LSM AMR, Syahril Saleh : ‘Kepala Puskesmas Kotabaru Asal Cakap’

Tembilahan, (PR)

LSM Anugerah Melayu Riau Kecamatan Keritang melalui Ketua DPC Keritang, Syahril Saleh yang akrab disapa Iril ini mengatakan bahwa apa yang dikatakan Kepala Puskesmas Kotabaru itu tidak semuanya benar. “Banyak bohongnya,” ujarnya ketika dihubungi PR.

Disebutkannya bahwa Puskesmas Kotabaru tetap fokus pada tugas pokok penanganan ODP, PDP dan OTG serta tidak memiliki dana Covid-19 yang disebut sampai milyaran, sebagaimana diberitakan salah satu media online. Padahal, dugaan dengan jumlah itu diperoleh dari pihak Kecamatan Keritang oleh LSM AMR.

“Kita bingung siapa yang kita percaya omongannya, info lapangan dari Kecamatan atau dari Kepala Puskesmas? Atau jangan-jangan setiap orang saat ini asal ngomong saja di Inhil,” herannya.

Di media tersebut, sang Kapus mengatakan bahwa dana tersebut hanya ada di Dinas Kesehatan saja. Sementara Puskesmas hanya mendapat bantuan berupa logistik dalam bentuk APD, Masker, obat-obatan, vitamin dan insentif petugas dari Dinas Kesehatan.

“Bantuan masker adalah masker bedah dan itu hanya diperuntukkan untuk petugas saja, jika ada bantuan masker kain dari pihak donatur sudah kami distribusikan ke pengunjung dan masyarakat,” ungkap Kepala UPT Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang, Ardianto Senin malam (29/06/2020) yang dikutip dari sebuah media online.

Katanya, soal penyemprotan ke tempat-tempat umum memang bukan menjadi Tupoksi Puskesmas, tapi pihaknya tetap melakukan penyemprotan dengan bekerja sama dengan lintas sektor, bahkan bekerja sama dengan pihak Partai politik seperti PKB, Golkar dan PPP. Jadi pertanyaan bagi pihak LSM Anugerah Melayu Riau adalah bahwa Parpol di Keritang lebih kepada tupoksi penyemprotan semata, sehingga pihak Diskes dalam hal ini ikut serta semata.

“Kami sudah melakukan pencegahan intensif pada pelaku perjalanan dari zona merah, bahkan Puskesmas Kotabaru termasuk faskes pertama yang mendeteksi adanya risiko tinggi penularan covid dari para santri temboro, pada 22 April telah dilakukan Rapid test pada 8 santri Temboro dengan 2 diantaranya reaktif kemudian dirujuk ke RSUD Puri Husada Tembilahan dengan hasil 1 orang posif covid 19,” jelas Ardianto pada media tersebut.

Seketika itu Puskesmas Kotabaru telah melakukan tracking pada kasus bekerja sama dengan lintas sektor untuk edukasi masyarakat dan pemberian bantuan ke warga terdampak.

Di pelabuhan Kotabaru juga, katanya telah dilakukan pemantauan setiap warga yang datang dari zona merah seperti Batam, ketika keberangkatan dari Batam dihentikan, lalu di screening. Jadi pertanyaan adalah apa benar demikian menyeluruh?

Dikatakannya juga bahwa di depan Puskesmas untuk pengunjung Puskesmas dilakukan screening untuk menentukan risiko dan tak beresiko penularan dan pengunjung wajib cuci tangan dan pakai masker.

Katanya, pada tanggal 26 Juni lalu, PKM Kotabaru melakukan rapid test pada 28 siswa yang akan pulang kembali sekolah ke luar daerah Riau dengan hasil satu orang reaktif, 27 Non reaktif, sesuai arahan pemerintah itu dapat dilakukan di Puskesmas dan gratis.

“Soal Avanza baru, mobil itu Sudah saya beli sejak tahun 2018. Dan kalau dikatakan sulit menemui saya, mungkin terlalu berlebihan, karena saya selalu berada di Puskesmas bahkan sampai sore. Insya Allah nomor handphone saya selalu aktif dan saya siap untuk bekerja sama,” katanya menjelaskan.

Namun, pihak LSM melalui Syahril Saleh yang hari-hari memantau di depan Puskesmas Kotabaru mengatakan bahwa apa yang disampaikan Kepala Puskesmas itu tidak semuanya benar. “Saya hari-hari memantau disini, tak mungkin tak tau. Bahkan, jangankan Puskesmas, seluruh instansi di Keritang pun selalu saya pantau berhari-hari. Saya ini membantu tugas Pak Bupati, untuk meluruskan apa yang bengkok di lapangan. Kalau becakap mudah, angkat bibir atas angkat bibir bawah, sementara di lapangan kan lain,” beber Iril menjelaskan.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Inhil, Zainal Arifin saat dihubungi seputar anggaran menjawab singkat. “Ada di TAPD,” tulisnya singkat. (pr)

Komentar