BANDAACEH, PUTERARIAU.com – Penyerangan terhadap ustad kembali terjadi, kali ini menimpa ustad Muhammad Zaid Maulana (36 tahun) yang ditusuk saat menyampaikan ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad di Mesjid Al Husna, di Desa Kandang Mbelang Mandiri, Kecamatan Lawe Bulan, Aceh Tenggara. Peristiwa penusukan itu terjadi pada Kamis (29/10/2020) lalu sekitar pukul 21.30 WIB.
Pelaku menusuk korban dengan menggunakan pisau, yang mengakibatkan korban mengalami luka sayat di telapak tangan kiri serta luka gores di leher.
Kapolres Aceh Tenggara AKBP Wanito Eko Sulistyo mengatakan, pelaku penusukan sudah kami tangkap dan sudah diamankan. Pelaku berinisial MA yang merupakan seorang oknum mantan polisi yang dipecat pada tahun 2017 karena desersi. MA sebelumnya bertugas di Polres Aceh Tenggara.

“Dipecat karena tidak masuk tugas,” jelas Wanito.
Dikutip dari media detik.com pelaku masuk ke lokasi acara lewat jendela yang ada di belakang mimbar. Begitu masuk, pelaku MA langsung berdiri di belakang mimbar dalam mesjid sambil memegang pisau. Kemudian dia mendekat ke arah ustaz Zaid dan mencoba membacok leher korban.
“Pelaku masuk lewat jendela, MA dari luar,” kata Wanito.

Namun ketika itu berhasil menepis serangan pelaku. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka di tangan sehingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pelaku MA langsung kabur, namun sekitar pukul 22.45 WIB, pelaku berhasil ditangkap personel Polres Aceh Tenggara. Saat ini pelaku MA sedang menjalani proses pemeriksaan. Dari hasil tes urine pelaku dinyatakan negatif narkoba. Meski tidak dalam pengaruh narkoba, polisi terus menyelidiki dan mengembangkan kasus tersebut.
“Hasil pemeriksaan urine terhadap tersangka negatif narkotika. Namun dari keterangan saksi, kebiasaan pelaku adalah suka minum tuak,” kata Kapolres Aceh Tenggara AKBP Wanito Eko Sulistyo, Sabtu (31/10/2020).
AKBP Wanito Eko Sulistyo menambahkan, pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan telah dilakukan penahanan terhitung Jumat, 30 Oktober 2020 kemarin. Meskipun MA saat dilakukan pemeriksaan masih bungkam dan tidak kooperatif terkait motif melakukan penusukan ustaz Maulana, pihaknya masih terus intens melakukan pemeriksaan dan mendalami kasus ini.
“Penyidik masih intens melakukan pemeriksaan untuk menggali motif pelaku,” jelas Wanito.
Dilain kesempatan, Ulama Aceh meminta kepada panitia untuk memperhatikan keamanan penceramah saat menggelar kegiatan.
“Kasus yang menimpa seorang ustaz di Aceh Tenggara itu harus menjadi pembelajaran bagi kita semuanya bahwa pembelajaran bagi yang menyampaikan dakwah dan pembelajaran bagi masyarakat,” kata Wakil Ketua MPU Aceh Teungku Faisal Ali.
Faisal mengatakan pembelajaran bagi penceramah adalah saat berdakwah harus benar-benar mempersiapkan diri dalam konteks keamanan. Pelaku yang menyerang ustaz, jelasnya, tidak semua karena faktor tidak senang, tapi bisa jadi ada unsur lain, seperti mabuk dan lainnya.
“Makanya penceramah harus siap safety-nya, keamanannya dan juga bagi masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan yang bersifat umum agar menyiapkan sisi-sisi keamanan,” jelas Faisal.
“Kenapa perlu dipersiapkan sisi keamanan karena itu tadi bukan karena (orang) tidak senang kepada ustaz tapi kadang orang marah karena ada problem sendiri di rumah, ada masalah yang lain untuk dia berbuat anarkis, kasar,” sambungnya
Faisal meminta panitia tablig akbar untuk mempersiapkan segala sesuatu saat menggelar kegiatan, terutama menyangkut keamanan dan ketentraman penceramah serta masyarakat. Ulama Aceh mengecam insiden penyerangan yang menimpa Ustaz Zaid.
“Kita berharap polisi mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar – akarnya. Kenapa ke akar-akarnya kadang ada skenario dari si pelaku yang melakukan ini. Bukan serta merta narkoba tapi mungkin ada orang yang menyutradarai dia. Kita optimis kasus ini bisa diusut,” ujarnya. [**]
sumber : detik.com