Taluk Kuantan, (PR Kuansing)
Sangat disayangkan jika rumah dinas Bupati Kuansing sampai hari ini masih dibiarkan ‘menyendiri’ alias tidak tempati. Walau telah menghabiskan puluhan miliar uang rakyat, bangunan itu tetap tak terpakai.
“Padahal selalu diperbaiki, saya sebagai masyarakat merasa heran dan bertanya-tanya. Kenapa Bupati tidak menempati rumah dinasnya padahal 2017 silam sudah dianggarkan lagi untuk rehabilitasi rumah dinas tersebut,” ujar Efri (37), warga Sinambek pada Senin (13/08/2018).
Disebutkan bahwa Pemkab pandainya membuat anggaran uang keluar saja tanpa bisa memperhatikan manfaat bagi rakyat. Terkesan bahwa seluruh kegiatan pembangunan selama ini hanya buang-buang duit rakyat semata tanpa dipikirkan siapa yang menikmatinya.
Bupati Kuansing, H. Mursini yang dikonfirmasi beberapa waktu terkait adanya desakan masyarakat untuk menempati rumah dinas tersebut menjawab sekenanya saja. “Kan bangunan tersebut tidak mengganggu, tidak merusak dan tidak merugikan negara,” ujarnya singkat tanpa ada simpati bahwa keberadaan proyek rumah itulah yang menyebabkan Kuasing collaps beberapa waktu lalu.
Di lain pihak, Dian, warga Sei Jering berkomentar bahwa rumah dinas Bupati ini dibangun dari anggaran rakyat dan sudah jelas merugikan negara. “Seharusnya rumah dinas ini ditempati, kalau tidak untuk apa dibangun,” ujarnya kesal.
Sementara itu, Wahyu, warga Baserah meyakini bahwa Bupati Mursini takut jika pindah ke rumah dinas baru yang diduga berhantu. “Apalagi rumah dinas itu proyek pemerintah, tak pakai semah dan doa selamat, sehingga Bupati takut rumah itu masih ada hantunya,” ujarnya berargumen.
Apalagi selama ini, warga di Kuansing masih percaya pada yang ghaib termasuk Bupati sekali pun. “Tentu beliau takuik, hantu ma…,” celetuk Wahyu sembari menjelaskan beberapa asumsi lainnya. (roder/lidia)