oleh

Muhaimin Iskandar Heran, Kenapa ‘Islam Nusantara’ Ditolak Di Sumbar dan Riau

Jakarta, (PR)

Penolakan Islam Nusantara di Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Riau diam-diam mendapat perhatian dari Wakil Ketua MPR, Muhaimin Iskandar.

“Ini harus mendapat perhatian dan dikaji,” kata Muhaimin Iskandar di kediaman dinasnya di Jakarta Jumat lalu (15/2/2019) saat membuka diskusi yang digelar oleh Islam Nusantara Center.

Ia juga menyoroti berita artifisial dalam peribadatan saat politik Pilpres dibandingkan dengan ulama tempo dulu yang banyak melahirkan khazanah pemikiran untuk memperkaya Islam.

Dicontohkan dalam banyak pertemuan  di Yogyakarta tempat lahirnya Muhammadiyah, dikatakan bahwa antara Muhammadiyah sudah saling berdialog dengan Nahdlatul Ulama.

Pada awalnya Muhammadiyah lahir sebagai adalah pertemuan arus besar tokoh Islam Melayu yang berasal dari Sumatera dan tokoh Islam dari Jawa. “Yang saya tau begitu,” katanya.

Sedangkan sejak berdirinya NU sudah menyatukan Islam dengan Kebangsaan. Jerman baru melakukan hal sama sejak belasan tahun yang lalu  tetapi sekarang di review ulang oleh Jerman karena mengalami pendangkalan pemahaman atas Islam, ungkapnya.

Asral Datuk Putih salah satu tokoh adat Minangkabau asal Agam mengatakan masyarakat Sumatera Barat hanya mengenal Islam. “Islam Nusantara ditolak karena yang ada cuma satu, yakni Islam saja,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui di Jawa sudah tersebar tentang Islam Nusantara. Sementara di Riau dan Sumatera Barat sendiri tetap kukuh menyatakan bahwa islam itu adalah agama yang satu. (Erwin Kurai/by)

Komentar