Kampar Kiri, (PR)
Setelah mendapat undangan resmi dari Kerajaan Darussalam Gunung Sahilan Kabupaten Kampar, Kerajaan Indragiri mengunjungi Kerajaan Gunung Sahilan di Kampar Kiri pada Minggu pagi (17/2/19). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempererat silaturahmi dan menyatukan visi misi dalam mengangkat adat dan marwah di Kerajaan yang ada di Provinsi Riau.
Sultan Kerajaan Gunung Sahilan, TM Nizar mengatakan bahwa pihaknya sangat berterima kasih kepada Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri yang telah hadir di Kerajaan Darusalam Gunung Sahilan ini.
“Semoga dengan adanya silaturahmi ini, dapat lebih mempererat hubungan kekerabatan antar kerajaan di Provinsi Riau. Kami dari beberapa Kerajaan di Riau telah berniat membuat persatuan Kerajaan-Kerajaan di Riau dengan tujuan untuk menyatukan Kerajaan yang ada di Riau,” ungkap Sultan Gunung Sahilan.
Dalam kata mufakatnya, sepakat mengangkat Duli yang mulia paduka HR Maizir Mit SE MBA sebagai Ketua. “Kami beberapa Kerajaan di Riau sudah sepakat mengangkat Ketua adalah kakanda R. Maizir Mit, yakni Ketua Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri,” ujarnya.
Menurut Sultan Gunung Sahilan, Kerajaan Gunung ssahilan telah berdiri sekitar tahun 1700 M. “Kerajaan kami telah ada 12 raja sebelum saya dinobatkan,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri, HR Maizir Mit sangat berterima kasih atas undangan dan sambutan dari Kerajaan Darussalam Gunung Sahilan.
“Ini sebenarnya sudah undangan yang ketiga kali kami terima, namun undangan pertama dan kedua kami belum bisa hadir karena berbagai kesibukan. Semoga dengan adanya silaturahmi kita dapat menyatukan persepsi untuk mengangkat marwah adat istiadat kita,” ujarnya.
Kedepannya ia berharap bersama-sama membangun Riau khususnya dan Indonesia umumnya dalam mengangkat adat istiadat dan budaya. “Agar adat istiadat dan budaya tidak hilang ditelan zaman,” tutupnya.
Rombongan dari Kerajaan Indragiri terdiri dari Penasehat Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri, Arsyad Rahim, kemudian R. Marjohan Yusuf, R. Murzamir dan Fadila Saputra. (beni yussandra)
