PUTERARIAU.com | INTERNASIONAL,
Secara bersamaan, tajuk utama surat kabar di Inggris memuat ungkapan maaf Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Boris meminta maaf dan mengungkapkan penyesalannya atas angka kematian akibat COVID-19 di Inggris telah menembus angka 100.162. Jumlah kematian akibat COVID-19 di negara ini melebihi korban sipil mereka saat Perang Dunia Kedua, serta dua kali jumlah korban dalam tragedi pengeboman Blitz 1940-1941.
Selain permohonan maaf, Johnson juga sampaikan bahwa bertanggung jawab atas apa yang pemerintahannya lakukan dalam mengendalikan pandemi.
“Saya sangat menyesal untuk setiap nyawa yang hilang. Tentu saja, sebagai perdana menteri ini menjadi tanggung jawab penuh saya terhadap apa-apa saja yang pemerintah telah lakukan,” ungkap Johnson dalam konferensi pers, Rabu (27/1/2021), seperti dikutip BBC.
Inggris Raya menjadi negara kelima yang melewati 100.000 kematian akibat COVID-19, setelah AS, Brasil, India, dan Meksiko. Meski pemerintahnya tengah berjuang untuk mempercepat pengiriman vaksinasi, belakangan, tingkat infeksi di sana mengalami kenaikan drastis, setelah ada varian baru virus corona.
“Kami telah melakukan semua yang bisa dilakukan dan kami akan terus berusaha untuk meminimalkan hilangnya nyawa serta penderitaan di masa yang sangat-sangat sulit ini,” kata Johnson.
Sebanyak 6.853.327 warga Inggris Raya telah menerima dosis pertama dan 472.446 dosis kedua. Sementara itu, berdasarkan data Worldometers, hingga kini sudah ada lebih dari 3,6 juta kasus COVID-19 yang terkonfirmasi di sana. [pr]