fbpx
Example 728x250
AdvertorialHedalineSosial dan Politik

Presiden Libanon : Ledakan Di Beirut Malapetaka Yang Tidak Dapat Digambarkan dengan Kata – kata

1263
×

Presiden Libanon : Ledakan Di Beirut Malapetaka Yang Tidak Dapat Digambarkan dengan Kata – kata

Sebarkan artikel ini

 

Kondisi Kota Beirut yang dekat dengan pelabuhan pasca ledakan dahsyat terjadi.

PuteraRiau.com – Pasca terjadinya ledakan yang sangat dahsyat pada hari Selasa (4/8/2020) di kota Beirut Lebanon, pemerintah berdasarkan hasil pertemuan darurat kabinet mengumumkan keadaan darurat selama dua pekan dan memerintahkan sejumlah pejabat pelabuhan menjalani tahanan rumah. Hal ini dilakukan karena peristiwa ledakan tersebut memakan korban yang sangat banyak

Seluruh kota terguncang akibat ledakan dan kepulan asap menyerupai jamur dapat terlihat menyebar di kawasan pelabuhan kota Beirut. . Presiden Michel Aoun menyebut bencana tersebut sebagai “malapetaka yang sulit digambarkan dengan kata – kata”.

Presiden Aoun mengunjungi lokasi yang terdampak ledakan amonium nitrat.

“Tak ada kata – kata yang dapat menggambarkan malapetaka yang menghantam Beirut dan menjadikan ibu kota sebagai kota bencana,” kata Presiden Aoun dalam pertemuan menteri terbatas.

“Kami bertekad untuk melakukan investigasi dan mengungkap apa yang terjadi secepat mungkin dan menyeret pihak yang bertanggung jawab serta menjatuhkan hukuman paling berat,” tambahnya.

Presiden Aoun juga mengatakan pemerintah akan menggelontorkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (Rp 972,1 miliar).

Seperti yang dilansir oleh BBC, Aoun menjelaskan bahwa ledakan itu disebabkan adanya amonium nitrat sebanyak 2.750 ton yang tersimpan secara tidak aman di gudang pelabuhan selama enam tahun setelah diturunkan dari kapal yang disita pada tahun 2013. Amonium nitrat merupakan bahan baku yang digunakan sebagai pupuk dan bahan peledak. Dimana zat tersebut sangat mudah meledak ketika bersentuhan dengan api, dan ketika meledak amonium nitrat dapat melepaskan sejumlah gas beracun, termasuk nitrogen oksida dan gas amonia. Oleh karena itu ada sejumlah aturan ketat dalam penyimpanan amonium nitrat secara aman.

Kepala Pelabuhan dan Kepala Otoritas Bea Cukai Beirut, Badri Daher mengatakan bahwa pihaknya telah meminta agar amonium nitrat itu diekspor atau dipindahkan dari pelabuhan untuk memastikan keamanan pelabuhan, namun hal itu tidak terlaksana dan kami tinggalkan masalah ini kepada para pakar untuk menyelidiki penyebabnya.

Para ahli di Universitas Sheffield Inggris memperkirakan bahwa ledakan tersebut memiliki sekitar sepersepuluh dari kekuatan ledakan bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima Jepang selama Perang Dunia Kedua dan “tidak diragukan lagi merupakan salah satu ledakan non-nuklir terbesar dalam sejara”.

Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban meninggal meningkat menjadi 135 dan korban luka sekitar 5.000 orang

“Selain Korban meninggal dan luka ledakan dahsyat ini menyebabkan sekitar 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal,” ujar Gubernur Beirut Marwan Aboud.

Aboud juga menambahkan nilai kerugian akibat ledakan diperkirakan sekitar US$ 3 miliar sampai 5 miliar dengan kondisi kerusakan setengah dari kota beirut.

Perdana menteri Hassan Diab mengatakan adanya 2.720 ton amonium nitrat yang merupakan bahan untuk pupuk dan peledak disimpan digudang “tidak dapat diterima”.

“Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggungjawaban dan menerapkan hukuman paling berat,” ungkap Perdana Menteri.

Menteri Informasi Manal Abdel Samad menambahkan tahanan rumah akan berlaku untuk semua pejabat pelabuhan yang telah menangani urusan penyimpanan amonium nitrat, menjaganya dan menangani dokumennya sejak 2014. (S***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *