
Batam, (PR)
Hari Jum’at pagi (18/1), Kota Batam diguyur rintik-rintik hujan. Namun kondisi ini tak menghalangi aktifitas tim relawan Aksi Cepat Tanggap, relawan ACT-MRI bersiap melanjutkan kegiatan rutin dua pekanan ACT Kepri, Jum’at Berkah Hinterland.
kegiatan rutin yang berkolaborasi dengan Yayasan Inayah Batam ini sudah berjalan sejak pertengahan tahun 2018 lalu ini hadir ke Kawasan hinterland di sekitaran pulau Batam setiap dua pekan.
Berpindah-pindah pulau tiap dua pekan ACT-MRI Kepri membawakan tambahan energi untuk masyarakat Kawasan hinterland, jum’at pekan ke tiga dibulan Januari ini ACT-MRI Kepri menghampiri kampung Teluk Air kecamatan Bulang, berangkat dari Kawasan Sukajadi tiga orang relawan ACT-MRI Kepri berangkat pukul sembilan menuju pelabuhan kecil di jembatan 2 Barelang, menempuh jalan darat sekitar 50 menit menuju pelabuhan relawan ACT-MRI Kepri menembus rintik-rintik hujan untuk berkumpul terlebih dulu dengan rekan-rekan dari relawan Yayasan Inayah Batam untuk kemudian dilanjutkan menempuh perjalanan melalui jalur laut dengan waktu lebih dari 20 menit menggunakan perahu kecil.
Tiba di Teluk Air relawan ACT-MRI disambut baik oleh masyarakat Teluk Air, relawan ACT-MRI serta Yayasan Inayah Batam langsung menggelar kegiatan di masjid Nurul Hasanah Teluk Air, dibuka dengan doa oleh rekan-rekan relawan Yayasan Inayah Batam dan pengenalan Lembaga serta kegiatan-kegiatan ACT yang disampaikan oleh Taufiq selaku relawan ACT-MRI Kepri, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan bantuan berupa perangkat beribadah untuk melengkapi kebutuhan masjid di kampung Teluk Air.
Masyarakat Teluk Air yang terdiri dari 35 kepala keluarga ini rata-rata berprofesi sebagai nelayan, salah seorang warga pak Ani bercerita “kita disini hampir semuanya berprofesi sebagai nelayan pak, meskipun sekarang angin lagi kencang kita tetap turun kelaut mau bagaimana lagi pak kalau tidak melaut kita mau makan dari mana pak” ungkapnya.
Bercerita sembari mengerjakan peralatan untuk menjaring ikan Ani menambahkan “disini nelayannya cuma kelompok nelayan kecil, yang kalau turun ke laut hanya bisa di laut sekitar pulau sini saja kita tidak punya kapal yang besar untuk turun ke laut yang lebih dalam lagi”.
Namun Ani tetap bersyukur atas apa yang ada saat ini “Alhamdulillah pak meski angin kencang saat ini tapi ikan masih dicari pak, harga ikan yang dicari dimusim ini bisa lebih mahal pak” tambahnya.
Tidak hanya itu masyarakat teluk air juga bercerita kalau mereka sulit mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minumnya, “air yang ada disini Cuma bisa kita pakai untuk cuci baju aja, kalau air untuk minum, mandi biasanya kita ambil dari pulau seberang naik pompon bang, ada yang pakai ember ada juga yang pakai drum besar” tambah seorang ibu masyarakat teluk air. (pr batam)