fbpx
Example 728x250
Breaking NewsHedalineLalu Lintas dan POLRIPekanbaruSosial dan Politik

Semakin Panas! Demo Menolak Omnibus Law, Mahasiswa Mundur Hingga Masuk Ke Gang Permukiman Warga

593
×

Semakin Panas! Demo Menolak Omnibus Law, Mahasiswa Mundur Hingga Masuk Ke Gang Permukiman Warga

Sebarkan artikel ini

PEKANBARU, PR – Aksi demo mahasiswa menolak Undang – Undang Cipta Kerja di Gedung DPRD Provinsi Riau jalan Sudirman, Pekanbaru, Kamis (8/10/2020) awalnya sempat mereda dan terkendali, namun sore hari kembali ricuh lagi.

Hal tersebut dikarenakan mahasiswa merasa kecewa atas jawaban anggota DPRD Riau yang menemui mereka.

Sebelumnya, setelah sempat ricuh Wakil Ketua DPRD Hardianto didampingi Agung Nugroho dan Ade Hartati. Saat itu Hardianto meminta kepada seluruh mahasiswa, untuk menyampaikan segala aspirasi dalam unjuk rasa secara baik – baik.

“Sampaikan aspirasi secara baik – baik, dan mohon bantu kami. Nanti aspirasinya akan kami perjuangkan dan disampaikan ke pemerintah pusat, kalo hari ini bicara menolak Omnibus Law bahwa sampai saat ini DPRD bekerja sesuai regulasi yang ada,” ujar Hardianto.

Dalam dialog tersebut, karena tidak menemukan solusi dan mendapat jawaban yang tidak memuaskan seperti yang diinginkan, mahasiswa langsung melemparkan batu serta benda keras lainnya ke arah polisi dan anggota DPRD. Hardianto dan rekannya Agung Nugroho serta Ade Hartati memutuskan untuk kembali ke dalam DPRD Riau karena situasi yang mulai kembali ricuh.

Karena mendapat perlawanan dari mahasiswa tersebut, polisi langsung menembakan gas air mata ke arah mahasiswa. Mobil Water Canon juga menembakkan air ke arah mahasiswa. Hal tersebut membuat situasi semakin memanas. Gas air mata yang di lontarkan aparat keamanan masih tercium hingga kedalam gedung DPRD.

Aksi unjuk rasa ini tidak hanya terjadi di depan gedung DPRD Riau bentrok, aksi ini juga terjadi di beberapa titik di jalan Sudirman.

Setelah bentrok di depan gedung DPRD Riau, kericuhan merembet hingga ke bawah jembatan layang simpang jalan Imam Munandar dan semakin tidak dapat dikendalikan.
Bahkan satu mobil patroli polisi lalu lintas menjadi sasaran amukan massa. Mereka menggulingkan mobil tersebut dan memecahkan kacanya. Tidak hanya itu, mobil tersebut ditendang serta dipukul menggunakan kayu.

Untuk membubarkan massa, polisi sempat menyemprotkan water canon dan menembakkan gas air mata. Mahasiswa berupaya menyelamatkan diri.

Ratusan mahasiswa menyelamatkan diri hingga masuk ke jalan Pinang. Bahkan mereka terlihat memasuki gang – gang sempit di lingkungan pemukiman warga sekitar agar terhindar dari buruan polisi.

“Kami mahasiswa diburu polisi,” kata beberapa mahasiswa media.

Sementara itu tidak jauh dari lokasi kerumunan mahasiswa di jalan Pinang, terdengar beberapa kali bunyi suara tembakan. Dalam demo yang berakhir dengan ricuh dan suasana yang semakin memanas tersebut, antara mahasiswa dan pihak aparat keamanan sama – sama mengalami luka akibat terkena lemparan batu.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *