
PUTERARIAU.com – Kasus teror terkait gambar karikatur Nabi Muhammad mengguncang Negara Perancis. Dalam kasus teror ini, seorang guru sejarah di kota Paris tewas setelah dipenggal oleh sang peneror. Guru yang tewas di pinggiran kota Paris dalam serangan teror bernama Samuel Paty (47 th), yang mengajar di sebuah sekolah menengah di wilayah Conflans-Sainte-Honorine. Presiden Perancis Emmanuel Macron menggambarkannya sebagai serangan pengecut, dia mengatakan pria tersebut dibunuh karena mengajarkan kebebasan berekspresi.
“Guru itu dibunuh karena dia mengajari siswa kebebasan berbicara, kebebasan untuk percaya dan tidak percaya,” kata Macron.

Dikutip dari News Sky, pihak berwenang menginformasikan rincian tentang penyerang, korban atau kronologi insiden tersebut. Tersangka penyerang yang langsung ditembak mati sekitar 600 meter dari tempat kejadian, adalah seorang pria yang berusia 18 tahun asal Chechnya. Berdasarkan keterangan jaksa antiteror Prancis Jean-Francois Ricard, tersangka juga telah diberikan izin tinggal 10 tahun di Prancis.
Polisi menuturkan bahwa tersangka membawa pisau dan memenggal kepala Paty pada Jumat (16/10/2020) pukul 05.00 sore waktu setempat, di sebuah jalan di Conflans Sainte-Honorine. Di jalan itulah, saksi menyebutkan bahwa tersangka sempat meneriakkan ‘Allahu Akbar’.
Polisi menambahkan bahwa jasad Paty berada di barat laut Paris, Eragny-sur-Oise. Di lokasi itu juga tersangka akhirnya ditembak mati oleh petugas.

Beberapa media Perancis membeberkan bahwa sebelum tewas, pada tanggal 5 oktober 2020 Paty sempat berdiskusi tentang kasus majalah Charlie Hebdo dengan tema kebebasan berekspresi. Dan selama proses pembelajaran itu, Paty menunjukkan beberapa gambar karikatur kontroversial Nabi Muhammad kepada murid – muridnya. Namun sebelum diskusi dimulai, Paty meminta siswa – siswa muslim untuk keluar dari kelas.
“Anak saya mengatakan kepada saya bahwa perintah untuk keluar kelas itu demi kebaikan dan menjaga perasaan mereka. Karena Paty harus menunjukkan karikatur Nabi umat Islam,” ujar salah satu orang tua murid muslim, Nordine Chaouadi.
“Paty hanya berkata kepada siswa – siswa muslim : ‘Pergilah, saya tidak ingin melukai perasaan kalian’. Itulah yang dikatakan anak saya,” katanya lagi.
Surat kabar Perancis Le Monde, lalu menjelaskan bahwa usai diskusi, Paty langsung diprotes oleh sejumlah orang tua murid muslim. Menurut pengakuan kepala sekolah Paty, Tersangka pernah terlihat berada di sekolah dan bertanya kepada siswa tentang guru tersebut, namun belum ada laporan terkait dengan tujuan tersangka berada disekolah, apakah tersangka mengambil tindakan untuk merespon protes?. Meski begitu, kepala sekolah tempat Paty mengajar sempat menerima beberapa panggilan telepon yang mengancam.
Kantor kejaksaan antiteror yang mengambil alih kasus memang belum memberikan rincian banyak tentang insiden ini, termasuk motif pemenggalan yang dilakukan oleh tersangka. Namun sembilan orang telah ditahan pasca serangan, termasuk kakek, nenek, orang tua serta saudara laki – laki penyerang yang berusia 17 tahun. Sementara itu, Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer menggambarkan serangan itu sebagai ‘pembunuhan yang keji’.(****)
sumber : news.sky.com