fbpx
Example 728x250
Pekanbaru

Sudahlah Kecil, Upah Buruh Pelangsir Tiang PLN Desa Insit Malah Dimain-mainkan Pembayaran

895
×

Sudahlah Kecil, Upah Buruh Pelangsir Tiang PLN Desa Insit Malah Dimain-mainkan Pembayaran

Sebarkan artikel ini

Selat Panjang, (puterariau.com)

Sangat disayangkan aktivitas pengangkutan tiang PLN dari dermaga penyeberangan Roro Desa Insit yang tidak memiliki pengawalan dan izin yang lengkap dari pihak terkait sehingga salah seorang pekerja pengangkut atau pelangsir tiang PLN dari dermaga Roro Desa Insit yang dikelola melalui Dewan Pengurus Cabang Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC-SBSI) merasa dirinya dirugikan.
Pasalnya pekerja buruh yang ikut mengangkut tiang PLN hari Jum’at lalu (23/03) dari dermaga Roro Desa Insit itu berjumlah 9 orang. Dimana 8 orang buruh dari Candra sedangkan 1 orang lagi dari Muttaqin.
“1 orang itu ialah saya yang 8 orang itu saya pun tak kenal tak tau orang darimana, namun sayangnya biaya upah yang diterima pekerja tersebut tidak sama, pekerja yang diutuskan candra diketahui bukan warga Insit menerima upah angkut Rp.50.000  per batang, sedangkan saya merupakan warga Desa Insit yang diutuskan oleh Muttaqin menerima Rp.30.000 per batang,” ungkap salah seorang pekerja.
Salah seorang buruh yang berinisial DI mengatakan kepada media merasa dirugikan karena upahnya tidak sama.
“Saya heran kenapa upah yang saya terima Rp.30.000 sedangkan yang lainya Rp.50.000, padahal rutenya sama, dan ukuran berat dan besar tiang PLN pun juga sama, tapi kenapa upahnya berbeda,” keluh DI ketika ditemui di kediamannya, Senin (02/04).
“Berat tiang PLN per batang sekira 200 kg, saya melangsirnya memakai gerobak, setiap kali saya langsir sebanyak 4  batang tiang, ada juga saya langsir 3 batang tengok kondisi jalannya lah, kalau jalannya bagus saya bawa 4, tapi kalau jalannya kurang bagus saya cuma bawa 3 batang saja,” akunya pada wartawan.
DI juga mengatakan bahwa sampai saat ini upah kerja pun belum selesai dibayarkan. “Kemungkinan Mutakin sore ini (02/04/2018) akan dibayarnya, sekitar seminggu saya menunggu upah kerja saya,” pungkas DI kesal. (agus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *