fbpx
Example 728x250
Breaking NewsSeputar Indonesia

Terjadi Likuifaksi Di Kebumen, Satu Hektar Tanah Amblas Hingga 3 Meter

908
×

Terjadi Likuifaksi Di Kebumen, Satu Hektar Tanah Amblas Hingga 3 Meter

Sebarkan artikel ini

KEBUMEN, PUTERARIAU.com –  Fenomena Bencana tanah bergerak atau mirip likuifaksi saat gempa bumi di Kota Palu Sulawesi Tengah, juga terjadi di Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kebumen, Jawaa Tengah. Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, namun sedikitnya 1 hektare tanah amblas sedalam 3 meter dan hingga saat ini tanah terus mengalami pergerakan.

Dikutip dari Rmoljateng.id, Peristiwa tersebut terjadi di Dusun Pesimpar RT 05/ RW 04, Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kebumen. Tanah mulai mengalami pergeseran sejak Selasa (28/10/2020) malam sekitar pukul 23:30 dan puncaknya terjadi pukul 24.00 WIB, yang disebabkan oleh guyuran hujan lebat. Sejak saat itu, tanah terus bergerak hingga Sabtu (31/10/2020).

Ketua RT setempat, Sutejo (44) yang rumahnya terkena dampak dari tanah bergerak mengatakan, malam itu terjadi hujan deras dan tiba – tiba di depan rumahnya amblas. Selain rumahnya, fenomena itu juga berdampak pada rumah tetangganya yakni Rajiman (47).

“Saat itu hujan deras, tiba – tiba ada getaran dan dengar suara ranting – ranting pohon patah,” kata Sutijo dilokasi kejadian, Sabtu (31/10/2020).

Kades Grenggeng, Eri Listiawan (33) menuturkan sebelum terjadi tanah bergerak di tempat itu, pada awal tahun 2019 lalu telah terjadi tanah retak. Akibat fenomena tanah bergerak yang terjadi saat ini, dua keluarga terdiri dari 8 jiwa terdampak langsung, segera diungsikan.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Untuk sementara warga terdampak kita relokasi ke rumah saudara dan musala agar aman,” ucapnya.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kebumen sejak sepekan terakhir semakin memperparah keadaan. Saat ini, kedalaman tanah yang ambles mencapai 3 meter dengan panjang 200 meter dan lebar 50 meter

Untuk mengetahui penyebab dan faktor lain terkait longsor atau tanah bergerak tersebut, tim BPBD Kabupaten Kebumen bersama peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendatangi tempat tersebut.

“Kami dari BPBD Kabupaten Kebumen bersama LIPI mengecek lokasi tanah bergerak di tempat ini. Untuk mahkotanya atau awal longsoran lebarnya sekitar 30 meter, yang tengah 60 meter dan panjang tanah bergerak sekitar 200 meter,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Kebumen, Teguh Kristiyanto di lokasi dilansir dari detik.com

Sementara itu, peneliti LIPI bidang geologi, Chusni Ansori mengatakan bahwa fenomena tersebut bukan likuifaksi melainkan longsor biasa atau tanah bergerak.

“Ini bukan likuifaksi. Kalau likuifaksi itu biasanya penyebabnya karena ada guncangan misal gempa. Kalau longsor ini penyebabnya kan karena hujan deras. Untuk jenis atau tipe longsorannya mendatar atau ke samping. Ini bisa kita lihat dari pola di sekitar kita, tanahnya merah karena merupakan lapukan pasir sedangkan di bawah ada formasi lempungan yang berfungsi sebagai bidang gelincir, bukan likuifaksi,” jelasnya.

Untuk mengetahui lebih detail jenis tanah, penyebab dan faktor lain, pihaknya mengambil sampel tanah dari bagian mahkota atau awal longsoran, bagian tengah dan lidah atau unung longsoran

Chusni mengimbau agar warga tetap berhati-hati karena diduga tanah di sekitar lokasi masih bergerak meskipun sangat pelan dan potensi longsor susulan masih bisa terjadi.

“Untuk lebih detail, kami telah mengambil sampel tanah dari mahkota, bagian tengah dan lidah untuk kita teliti lebih lanjut. Kemungkinan tanah juga masih bergerak walaupun sangat pelan, jadi saya imbau warga tetap hati-hati,” pungkasnya.[***]

sumber : rmol.id, detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *