fbpx
Example 728x250
Breaking NewsHedalineJakartaLalu Lintas dan POLRINasionalSeputar IndonesiaSosial dan Politik

Tokoh Papua Minta TNI-Polri Ubah Operasi Keamanan Jadi Operasi Kultural Dinilai Kurang Tepat

1684
×

Tokoh Papua Minta TNI-Polri Ubah Operasi Keamanan Jadi Operasi Kultural Dinilai Kurang Tepat

Sebarkan artikel ini

Jakarta, (PR)

Tokoh-tokoh Papua dan Papua Barat sangat berharap pada aparat keamanan yang melakukan operasi keamanan di Papua dan Papua Barat di bawah Kapolri dan Panglima TNI agar merubah operasi keamanan menjadi operasi kultural atau operasi teritorial yang berlandaskan pada kemanusian dan pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua. Hal ini diutarakan anggota DPR RI, Komarudin Watubun dari Fraksi PDI Perjuangan di Jakarta, Jumat kemarin (25/10/2019).

Sebagai fasilitatornya sekarang telah dibentuk Badan Komunikasi Anggota DPR dan DPD RI dari Propinsi Papua dan Papua Barat bertempat di Jakarta. Alasannya, karena masyarakat Papua sangat tidak punya kemampuan untuk membentuk sebuah negara merdeka sehingga referendum juga tidak diperlukan dan kelompok bersenjata juga harus dihentikan, kata Komar.

Sementara itu menurut pengamat Militer Wibisono menanggapi pertanyaan wartawan di Jakarta (26/10) menyatakan bahwa permintaan para tokoh Papua ini kurang tepat, karena disamping pendekatan kultural, aparat keamanan khususnya TNI harus tetap berdiri di garis depan untuk menumpas separatis disana.

Pengamat militer, Wibisono SH MH

“Persoalan Papua harus ditangani secara komprehensif, terutama dalam hal penanganan pelaku separatis, TNI harus berdiri di depan untuk memperkuat Polri, karena aksi yang menewaskan puluhan orang akhir-akhir ini bukan dari kelompok bersenjata (KKB), tapi melainkan dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin memberontak terhadap NKRI,” ujar Wibi.

TNI mempunyai tugas menyelesaikan kasus pelanggaran hukum berat hingga tuntas. Kehadiran TNI-Polri di Papua untuk melindungi rakyat Papua dari kekejaman OPM dan KKB.

Tujuan mereka jelas untuk memisahkan diri dari NKRI, sudah terorganisasikan sebagai organisasi militer dan sering melakukan aksi aksi kekerasan bersenjata. Sehingga kehadirannya sudah dikategorikan sebagai pemberontak, seperti yang terjadi peristiwa tragedi pembunuhan di Wamena dan wilayah papua akhir akhir ini.

Ancaman keamanan Papua tidak terlepas dari kepentingan negara asing, termasuk Benny Wenda tokoh separatis di luar negeri adalah tokoh yang tidak dikenal di Papua. Dia hanya cuma bisa memanfaatkan asing untuk menyebarkan berita negatif soal Papua, jelasnya.

Perihal ada berkibarnya bendera Negara Israel yang berkibar di Papua, katanya lagi, hanya merupakan ulah segelintir orang saja. Lagi pula begaimana caranya orang Papua yang masih bertempat tinggal di pelosok dan dalam hutan bisa berkomunikasi dengan Israel.

Sementara itu menurut anggota DPD asal Propinsi Papua Yoris Raweyai mengatakan untuk langkah yang lainnya, BKADPPB akan turun langsung ke Papua dan Papua Barat dengan akan merangkul semua lapisan masyarakat Papua bahwa kehadiran negara ada untuk melindungi warganya, tegasnya. (erwin/beni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *