fbpx
Example 728x250
Breaking NewsJakarta

Usai BEM UI dan Aliansi Mahasiswa UGM, Muncul Ajakan Revolusi Indonesia 2021 Dari HMI

695
×

Usai BEM UI dan Aliansi Mahasiswa UGM, Muncul Ajakan Revolusi Indonesia 2021 Dari HMI

Sebarkan artikel ini

JAKARTA | puterariau.com,

Kritikan kepada Presiden Joko Widodo terus berlanjut. Tidak hanya mendapatkan kritikan pedas dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dan Aliansi Mahasiswa UGM beberapa waktu lalu dengan sebutan ‘The King of Life Service’ dan Juara Umum Lomba Ketidaksesuaian Omongan dengan  kenyataan.

Kini, kembali muncul kritikan dari aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), melalui unggahan foto di akun Instagram @affandy.ismail pada Selasa (29/6/2021). Dimana Ia mengajak seluruh kader HMI dan elemen masyarakat umum untuk merevolusi Indonesia.

Ketua Umum PB HMI MPO Affandy secara terang-terangan meminta Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk segera meletakkan jabatannya.

“Jokowi harus turun, rakyat berdaulat bentuk pemerintahan sementara. Selamatkan demokrasi Indonesia. Untuk Indonesia menang,” tulisnya dalam keterangan foto yang diunggah ke Instagram.

Seruan itu sendiri bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia dari kekuasaan oligarki politik konglemerasi asing dan aseng, serta mengajak masyarakat agar objektif dan independen dalam melihat situasi bangsa dan negara yang menurutnya sedang mengalami keterpurukan multidimensi.

Alfandy juga turut memberikan dukungan kepada gerakan BEM UI yang telah mengkritik Jokowi melalui media sosial.

“Label ‘King of Lip Service’ itu bisa dibenarkan, karena sudah masuk periode ke dua Jokowi menjadi presiden, banyak janji-janji politik jokowi yang belum terealisasikan,” tegasnya.

Ia juga menilai dengan banyaknya persoalan yang terjadi di Indonesia, menjadi bukti kegagalan Jokowi dalam kurun waktu kurang lebih tujuh tahun masa kepemimpinannya. Menurutnya, keterpurukan itu ditandai dengan utang luar negeri yang mencapai Rp6.500 triliun hingga kemiskinan yang kian meningkat serta pendidikan yang dianggap tidak jelas.

“Terutama jika kita melihat masa depan pendidikan, ekonomi, hukum dan kesehatan bangsa kita yang semakin terpuruk dengan salah satu indikasinya adalah di bidang ekonomi yaitu hutang luar negeri yang semakin meroket,” tutupnya.

Salah satu patokannya adalah laju ekonomi yang disebut mentok di angka lima persen dan perlahan tapi pasti turun menjadi empat persen hingga puncaknya pandemi datang lalu Indonesia mengalami resesi.

“Jadi sebenarnya bukan baru terjadi karena pandemi, tapi sebenarnya sudah terjadi dan tercatat. Kalau mau objektif dan jujur, sejak Jokowi memimpin 2014,” ujar Affandi, seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (30/6/2021).

Atas alasan itu, Affandi kemudian yakin bahwa kepercayaan publik akan menurun sekalipun Pemerintah memiliki banyak dalih untuk menyatakan Indonesia dalam keadaan aman. Sebagai solusi, Presiden Joko Widodo harus secara gentleman menanggalkan jabatan yang diemban saat ini demi mengakhiri penderitaan rakyat.

“Jadi menurut saya, tujuh tahun Pak Jokowi memimpin sudah cukup. Pak Jokowi gentleman saja, kalau tidak sanggup lebih baik mundur. Ngapain bertahan kalau hanya menambah derita rakyat.”

Affandi mengungkapkan bahwa HMI sebagai organisasi yang terus mengawal keberlangsungan bangsa dan negara mengajak rakyat dan elemen perubahan untuk ikut dalam panggilan revolusi ini.

 “HMI harus bersama BEM, buruh, petani, elemen kampus dan yang merasa memiliki Indonesia bersatu,” tutupnya.[***]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *