Palembang, (puterariau.com)
Seleksi penerimaan calon anggota Bawaslu Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat menghasil calon pengawas Pemilu yang berkompeten, tidak berjalan dengan semestinya. Ternyata Timsel punya cara tersendiri untuk mengeruk keuntungan dan mencari pundi-pundi keuangan.
Apalagi dalam perekrutan calon komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada wilayah 1 Provinsi Sumsel tidak transparan, karena diduga oknum tim seleksi (Timsel) Bawaslu diduga meminta sejumlah uang kepada peserta untuk lulus 10 besar.
Kepada awak media yang dikutip, salah satu peserta dari wilayah 1 yang meliputi Kabupaten OI, OKI,OKU Raya, Muara Enim, Prabumulih, Lahat, Pagaralam dan Empat Lawang mengungkapkan bahwa dirinya diminta uang oleh salah satu oknum timsel untuk masuk 10 nama yang direkomendasikan timsel ke Bawaslu Sumsel.
“Nominalnya bervariasi tergantung jumlah kuota Komisionernya. Jika daerah Komisionernya berjumlah 5 orang kisaran uangnya 40-50 juta, dan untuk yang 3 Komisioner bisa mencapai 100 juta,” kata salah satu peserta yang minta dirahasiakan namanya di Palembang, Selasa (7/8) yang dirilis.
Ia menjelaskan bahwa salah satu rekannya yang saat ini masuk 10 besar, telah mengirimkan uang via transfer kepada Timsel dengan besaran Rp.20 juta, namun uang yang diminta kurang sehingga diminta lagi Rp 30 jutaan. Dan dirinya tidak ikut mentransfer karena tidak memiliki uang.
“Mulai dari awal sampai akhir sudah kental dengan transaksional, dan telah ada yang mengatur. Seleksi ini telah ada yang mengkondisikan. Mereka melakukan ada yang secara terang-terangan (Via Tranfer rekening pribadi), ada yang melewati orang-orang oknum,” ungkapnya sembari menunjukkan bukti transfer.
Dikatakan, ia melakukan langkah selanjutnya, dengan melaporkan oknum-oknum tersebut ke Ombudsman dan KIP Sumsel.
“Saya minta seleksi ini dibatalkan dan diulang kembali. Tes kesehatan dan wawancara ini telah dikondisikan, dan mereka telah mengetahui siapa siapa saja yang lulus,” singkatnya
Terkait hal tersebut Ketua Tim Sel Wilayah I Provinsi Sumatera Selatan, Prof Indawan Syahri tidak mau berkomentar.
“Maaf, saya lagi rapat bersama pihak Rektorat,” ujar Prof Indawan Syahri ketika dihubungi.
Sama halnya dengan Sekretaris Timsel Wilayah I, Tommy Indriadi Agustian tidak mau menjawab ketika dihubungi via telpon maupun SMS.
Tidak jauh sama berbeda dengan Timsel Wilayah II, Dr. Mada Apriandi Zuhir tidak mau berkomentar. “Maaf saya lagi rapat,” singkatnya ketika mengakat telpon.
Publik meminta agar seluruh perekrutan yang dilakukan timsel mesti diinvestigasi agar benar-benar bebas KKN dan lain sebagainya. (rls/dtsumsel/pr)