Jakarta, (PR)
Dampak Virus Corona telah memporakporandakan ekonomi Indonesia. Sejumlah warganet mencuitkan nilai tukar rupiah yang telah menyentuh angka psikologis di level Rp 16.000. Pernyataan tersebut umumnya menyertakan hasil tangkapan layar nilai tukar rupiah yang disampaikan oleh mesin pencari google.
Menurut pengamat kebijakan publik, Wibisono, pencarian nilai tukar dolar di google memang akan langsung menunjukkan hasil dengan angka Rp 16.002, tapi secara merata kalau ditelusuri ke beberapa Bank, nilai tukar hari ini Kamis (19/3/2020) menyentuh rata rata mendekati di level Rp.16.000.
Dalam hasil penelusuran, disebutkan bahwa data mata uang disediakan oleh Morningstar, sedangkan data mata uang Kripto disediakan oleh Coinbase.
Sementara itu nilai tukar dolar AS terhadap rupiah hari ini, mengutip data RTI per pukul 11.40 WIB adalah Rp 15.405. Sedangkan dari data perdagangan Reuters, siang ini nilai tukar dolar AS tercatat menguat 187 poin (1,2%) di level Rp 15.387.
Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar dolar AS siang ini ada di level Rp 15.712.
“Ini jelas sangat mengkawatirkan kita semua, karena perdagangan akan lumpuh akibat dampak dari banyaknya negara yang sudah melakukan kebijakan lockdown akibat virus Corona,” ujar Wibisono pada Putera Riau Kamis sore (19/3/2020).
Lanjut Wibi, yang ditakutkan saat ini adalah kalau nanti dolar pecah ke Rp.17 ribu, pasti orang-orang menarik uang lalu akan terjadi krisis ekonomi, ekonomi Indonesia akan lumpuh,” imbuhnya.
Wibisono menyesalkan Pemerintah ketika membolehkan pihak asing membeli surat utang negara, ada dampak buruk dari kebijakan tersebut jika nilai tukar rupiah semakin loyo.
“Padahal di dunia manapun tidak boleh. Kalau orang asing itu buang surat utang negara, itu akan lebih parah dari (krisis moneter) di tahun 98,” ulas Wibi.
Ia berharap Pemerintah bisa melakukan langkah konkrit untuk penyelamatan ekonomi ini, disamping upaya yang cepat untuk pemulihan virus Covid19 secara serius. “Langkah paling jelek adalah melakukan lockdown terutama bagi daerah-daerah terdampak virus,” pungkas Wibi. (beni/pr)