fbpx
Example 728x250
Breaking NewsHedalineJakartaNasional

Wibisono : “Indonesia Tidak Siap Lockdown”

1173
×

Wibisono : “Indonesia Tidak Siap Lockdown”

Sebarkan artikel ini

Jakarta, (PR)

Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan Pemerintah akan menyiapkan pasokan bahan pokok dan logistik agar kebutuhan masyarakat tetap tersedia apabila lockdown.

Selain skenario lockdown, Ani juga mengaku telah menyiapkan anggarannya. “Mengenai kesiapan, pasti disiapkan untuk memutuskan suatu daerah apakah dilakukan isolasi (lockdown),” ujar Sri Mulyani dalam pernyataannya ke awak media Jumat (20/3/2020).

Namun demikian, hingga kini Pemerintah belum memutuskan untuk melakukan lockdown. Presiden Joko Widodo baru mengimbau masyarakat menghindari keramaian dengan bekerja dari rumah (work from home) demi meminimalisir penularan virus Covid-19.

Menurut pengamat kebijakan publik Wibisono, Pemerintah tidak siap untuk melakukan lockdown dan rencana karantina wilayah Ibukota sebagai langkah antisipasi penyebaran pandemi virus corona. Pasalnya, upaya tersebut akan berdampak fatal terhadap ekonomi.

“Saya tidak menghendaki pilihan lockdown tersebut, selama masih bisa dicari cara lain, Pemerintah tidak siap”, kata Wibi pada Putera Riau, Jumat malam (20/3/2020).

Pemerintah dapat melaksanakan proteksi atau meminimalisir penyebaran Covid-19. Adapun, saat ini pergerakan logistik untuk container box di DKI Jakarta mencapai 20.000 kontainer per hari.

Pemerintah harus menghitung biaya dan manfaat yang akan diterima jika menetapkan lockdown, khususnya di Jakarta dan wilayah sekitarnya.

“Sebelum lockdown, Pemerintah harus lihat cost and benefit-nya. Costnya tentu sangat besar, tetapi apakah benefit-nya setimpal. Persiapan untuk lockdown juga harus matang, khususnya terkait distribusi logistik atau bahan pokok,” ulas pembina advokat bangsa Indonesia (ABI).

Selain untuk menyiapkan logistik, dia mengatakan Pemerintah juga harus memberikan jaring pengaman sosial atau kompensasi berupa bantuan langsung tunai (BLT) atau cash transfer kepada warga yang terdampak, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles lagi pada perdagangan Jumat (20/3/2020) setelah ambrol lebih dari 17% dalam 4 hari perdagangan sebelumnya.

Perdagangan baru berlangsung 30 menit IHSG sudah amblas 4,09% di 3.937,582. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak Agustus 2013. Pandemi virus corona (COVID-19) yang dikhawatirkan memicu perlambatan ekonomi secara signifikan bahkan resesi global terus memicu aksi jual di bursa saham.

Bank Indonesia (BI), Kamis kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 4,2-4,6% dari proyeksi sebelumnya 5-5,4%. BI juga menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%, dan mengeluarkan 7 kebijakan guna meminimalisir dampak COVID-19 ke perekonomian.

“Kebijakan BI tersebut belum mampu menenangkan pasar, aksi jual terus berlanjut hari ini, apalagi rupiah terpuruk di level Rp.16.000 pekan ini, BI tidak akan kuat untuk intervensi terus,” pungkas Wibi. (beni/pr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *