YOGYAKARTA | puterariau.com,
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, mengatakan cukup sulit bagi Indonesia untuk mencapai herd immunity melihat kondisi saat ini.
“Skenario ke depan, pandemik akan berlangsung cukup lama hingga fatalitas penyakit COVID-19 akan menurun dan akan menjadi flu musiman. Hal ini mirip dengan adanya flu Spanish yang sebenarnya sampai saat ini juga masih bersirkulasi,” ujarnya dikutip laman ugm.ac.id, Rabu (21/7/2021).
Riris menilai, kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa dan Bali masih berjalan guna mereduksi lonjakan kasus COVID-19.
Berdasarkan data yang tersedia, saat ini mobilitas masih menjadi faktor yang dapat memengaruhi penurunan angka kasus COVID-19.
“Namun, melihat fakta yang terjadi setelah adanya kebijakan PPKM, di Yogyakarta hanya terjadi kenaikan jumlah orang yang berada di rumah sebesar 6 persen. Angka ini masih cukup kecil untuk dapat mampu mereduksi penularan COVID-19,” jelasnya.
“Dengan efikasi sinovac yang sebesar 65 persen dan target jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin adalah 188 juta jiwa maka jumlah imunitas yang sebenarnya didapatkan adalah sebesar 122,2 juta jiwa. Angka tersebut belum cukup untuk mencapai kondisi herd immunity,” ujarnya.
Riris kembali menjelaskan pertimbangan lain adalah herd Immunity akan terbentuk jika target pemberian vaksin masih di dalam durasi imunitas terjadi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan imunitas alami dari COVID-19 tergolong singkat.
“Melihat kondisi Indonesia saat ini cukup sulit untuk mencapai herd immunity terjadi,” tuturnya.[***]
Source : idntimes