fbpx
Example 728x250
JakartaNasionalSosial dan Politik

Kontribusi Pemilu Terhadap PDB Nasional.

588
×

Kontribusi Pemilu Terhadap PDB Nasional.

Sebarkan artikel ini

Foto : Abdul Munir Sara Tenaga Ahli Anggota DPR Komisi XI (Doc.Putrariau.com)

JAKARTA I PUTRARIAU.COM – Pertanyaannya, apa nilai ekonomi dari Pemilu 2024.? Salah satu alat akademik secara ilmu ekonomi untuk kita mengukurnya adalah, Dengan melihat data kontribusi LNPRT (konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga) terhadap PDB.

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan menjadi ajang pesta demokrasi yang penting bagi Indonesia. Selain menentukan siapa yang akan memimpin negara ini, Pemilu juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Salah satu aspek ekonomi yang terpengaruh oleh Pemilu adalah konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).

” LNPRT adalah lembaga yang menyediakan barang dan jasa secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi bagi anggota atau rumah tangga, serta tidak dikontrol oleh pemerintah. LNPRT mencakup organisasi kemasyarakatan, sosial, profesi, serikat buruh, kebudayaan, olahraga, rekreasi, partai politik, dan lembaga keagamaan.

Salah satu aktivitas LNPRT yang berdampak besar pada ekonomi adalah belanja calon legislatif (caleg). Belanja caleg termasuk dalam kategori konsumsi LNPRT karena merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh caleg untuk tujuan kampanye politik.

Belanja caleg dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui dua jalur. Pertama, belanja caleg dapat meningkatkan konsumsi LNPRT itu sendiri. Kedua, belanja caleg dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga karena dana yang dikeluarkan oleh caleg akan mengalir ke pengusaha domestik.

Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, belanja caleg dapat mendongkrak konsumsi LNPRT hingga 4,72 persen di 2023 dan 6,57 persen di 20242. Asumsi ini didasarkan pada jumlah potensi caleg dan pengeluarannya.

Jumlah potensi caleg diambil dari data Pemilu 2019, yaitu sebanyak 8.037 caleg untuk DPR dan 258.631 caleg untuk DPRD tingkat 1 dan 22. Rata-rata pengeluaran caleg diambil dari estimasi BKF, yaitu sebesar Rp.1 miliar per caleg untuk kursi legislatif tingkat pusat dan provinsi.

” Selain itu, belanja caleg juga dapat mendongkrak konsumsi rumah tangga hingga 0,2 persen di 2023 dan 0,27 persen di 2024. Hal ini karena belanja caleg akan menstimulasi permintaan atas barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor domestik, seperti makanan, minuman, transportasi, komunikasi, media massa, periklanan, dan lain-lain.

Namun demikian, tidak semua dampak Pemilu terhadap ekonomi bersifat positif. Ada juga dampak negatif yang harus diwaspadai, seperti ketidakpastian politik, konflik sosial, penyalahgunaan anggaran negara, korupsi, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu ada pengawasan dan pengaturan yang ketat terhadap.

proses Pemilu agar tidak menimbulkan kerugian bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Pemilu 2024 adalah momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kematangan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten. Semoga Pemilu 2024 dapat berjalan lancar, aman, dan jujur, serta dapat menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas, berintegritas, dan berkomitmen untuk membangun Indonesia yang lebih baik***

Editor : RH..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *