
Puterariu.com, Batam—Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kepulauan Riau (Kepri) bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) mengunjungi kampung Teluk Mata Ikan, beberapa waktu lalu.
Kunjungan tersebut dimulai dari
pesantren Al-Fateh, hingga memberikan bantuan dan perlengkapan membersihkan lingkungan pesantren dan memberikan penyembuhan saudara-saudara yang mengalami gangguan mental dan jiwa.
“Kita ikut partisipasi lingkungan khususnya di wilayah pantai,” kata Ilham Hafizd Rahman ACT Kepri, Rabu, (20/2).
Dikatakan Ilham, Batam merupakan salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau, dikelilingi lautan dan memiliki bibir pantai yang cukup panjang, pantai juga menjadi pilihan praktis masyarakat Batam untuk berwisata diakhir pekan.
Musim angin yang menerpa Batam beberapa bulan belakangan ini menghanyutkan banyak sampah organik dan anorganik dari lautan, karena itu ACT hadirkan program Humanity Beach Clean yang untuk pertama kalinya di tahun 2019.
“Oleh karena itu, kita tergugah untuk membersihkan bibir pantai bersama dengan masyarakat setempat,” katanya.
“Kawasan kampung teluk mata ikan, memang merupakan tempat sarang sampah disebabkan sampah tersebut hanyut dibawa arus air laut ke daratan, sehingga berbagai macam makanan yang mengihas pemandangan yang dampaknya tidak bagus,” timpal Ketua RT 003 Kampung teluk mata ikan yang ikut dalam acara tersebut.
Ketika kegiatan berlangsung, ada yang menarik dilihat saat tim dari ACT dan relawan melihat salah seorang relawan asal Singapura sedang mengajar anak-anak di wilayah pantai tersebut.
Ia terlihat mengajarkan anak-anak untuk bahasa Inggris, bahkan sang guru yang diketahui bernama Nora juga mengajak anak-anak bermain dengan penuh janda dan tawa.
“Saya di sini setiap dua pekan sekali untuk memberikan ilmu kepada anak-anak agar kelak bisa speaking Inggris,” ucapnya pada tim ACT dan juga apresiasi terhadap ACT ikut partisipasi terhadap lingkungan. (Agus)